BANJARBARU - Pasca kasus penculikan yang menimpa siswi SMPN 5 Banjarbaru berinisial AN, Rabu (9/1) tadi. Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarbaru meminta agar seluruh sekolah memperketat pengamanan. Agar, kejadian tersebut tidak terulang.
"Jangan lagi ada sekolah yang membiarkan siswa dan siswi menunggu jemputan di luar pagar. Apalagi jauh dari area sekolah. Karena itu bisa dimanfaatkan para penculik," kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Banjarbaru M Aswan, kemarin.
Dia mengungkapkan, prosedur keamanan yang dilakukan sekolah selama ini sebenarnya sudah baik. Yaitu, dengan menerapkan satu pintu untuk keluar dan masuk ke area sekolah. Hanya saja, tidak semua sekolah memperketat pengamanan di pos satpam.
"Ada sekolah yang ketat, dengan meminta orang yang mau masuk dan keluar sekolah harus lapor dulu ke satpam. Tapi masih ada juga yang longgar, tanpa mewajibkan lapor bagi orang yang datang," ungkapnya.
Dengan adanya kasus penculikan, pria yang akrab disapa Aswan ini meminta supaya sekolah dapat memaksimalkan satpam untuk lebih memperketat pengamanan.
"Maksimalkan satpam untuk mengawasi semua tamu yang datang dan para siswa yang menunggu jemputan," ucapnya.
Secara terpisah Kepala SMPN 5 Banjarbaru Undi Sukarya menyampaikan, akibat adanya kasus penculikan yang menimpa siswinya. Kini, nama sekolahnya turut terdampak atas informasi yang beredar soal kebijakan di sekolah.
"Dari informasi yang beredar, seolah-olah sekolah kita tidak aman. Jujur, saya merasa sekolah dirugikan dengan berita-berita yang kurang tepat," ujarnya.
Seperti halnya informasi yang menyebutkan bahwa lokasi diculiknya korban berada di area sekolah.
"Sebenarnya tidak di sini, karena kalau di sekolah kita ada keamanan yang memantau langsung selama 24 jam. Informasinya TKP penculikan di luar sana," klarifikasinya.
Lalu, soal adanya informasi larangan membawa HP yang mana disebut-sebut jadi faktor korban tidak bisa menghubungi orang tuanya untuk dijemput. Undi membantahnya. Menurutnya ini ada kekeliruan informasi.
"Kita memperbolehkan siswa membawa HP. Tapi bukan android. Hanya HP untuk telepon dan SMS saja guna mengabari orang tua. Karena kalau android kita tidak ingin siswa jadi keasyikan bermain ketimbang belajarnya," jelasnya.
Pasca penculikan, Undi menegaskan pihak sekolah langsung mengambil tindakan. Salah satunya adalah memberlakukan bahwa area penjemputan siswa oleh orang tua harus di dalam area sekolah.
"Sudah kami imbau agar penjemputan di area sekolah. Bahkan kalau perlu di dalam pagar, jangan jauh dari sekolah. Padahal sebetulnya sudah diberlakukan dan disosialisasikan kepada orang tua, cuma masih ada yang tidak menaati," ceritanya.
Terakhir berbicara tentang jam jemput. Undi menjawab bahwa jadwal pulang siswa juga telah mereka sosialisasikan kepada orang tua murid. Yakni pada pukul 15.15 Wita untuk kelas VII dan VIII dari Senin hingga Kamis.