Dari rumah ini, tim Densus 88 membawa berbagai barang bukti. Seperti laptop, panahan plastik, baju tas, buku, berkas, dan senjata tajam jenis parang. Belakangan diketahui senjata tajam ini adalah peralatan silat MNR. “Laptop yang diamankan lama tak terpakai. Saya terbuka saja mereka menggeledah tadi,” tandasnya.
MY, adik MNR mengatakan, dari keterangan polisi, sang kakak diamankan lantaran diduga membuat grup sosial media yang menghembuskan isu terorisme. “Tapi saya tidak yakin kalau dia ikut yang seperti itu,” ucapnya.
Di mata tetangga, MNR bahkan seorang religius dan sering ke tempat ibadah. Bahkan, dia hampir tak pernah ketinggalan Salat Magrib hingga Subuh. Pergaulan MNR juga tak berlebihan. “Dia orangnya biasa saja. Dengan orang juga suka menegur,” ucap Rabiatul warga sekitar.
Dia terkejut, ketika mendapat kabar yang bersangkutan ditangkap karena berhubungan dengan terorisme, hingga rumahnya digeledah. “Saya bingung juga. Orangnya jauh dari ciri-ciri terorisme,” tambahnya.
MNR adalah anak sulung dari 3 bersaudara. Dia juga dikenal sebagai atlet silat tradisional berprestasi. Dua medali emas dia raih di pertandingan internasional. Pelatihnya, Abu Solihin yang datang usai penggeledahan mengungkapkan, RM bahkan mendapat penghargaan dari Wali Kota Banjarmasin karena mengharumkan daerah. “Medali yang diraihnya di Belanda dan di Portugal,” ujar Solihin.
Dia mengungkapkan, selama sekitar dua tahun berlatih dengannya, tak ada gelagat yang mengarah ke terorisme. “Yang saya tahu dia (RM) cuma kerja, kuliah, dan latihan. Pergaulannya setahu saya cuma sebatas itu. Bahkan banyak waktu bersama saya untuk latihan,” terangnya sembari mengatakan, senjata tajam yang diamankan adalah alat latihan mereka.
Menariknya, operasi tim Densus 88 kemarin tak diketahui oleh Polda Kalsel. Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Pol Rifai mengaku dirinya tak mengetahui diamankannya terduga teroris oleh Densus 88. “Saya benar-benar tak tahu dan belum dapat informasi,” ujarnya singkat. (mof/by/ran)