Motif pengeroyokan seorang remaja perempuan berusia 13 tahun yang videonya menghebohkan Banjarbaru pada Senin (1/7) tadi, akhirnya terungkap.
Kasi Humas Polres Banjarbaru, AKP Syahruji mengatakan, dari pengakuan korban, penganiayaan ini dipicu rasa cemburu dari salah satu pelaku perempuan berusia 17 tahun. Dalam video yang beredar, pelaku perempuan itu mengenakan baju putih dan menghantam kepala korban menggunakan helm. “Dia ini cemburu karena korban menggoda pasangannya,” ungkap Syahruji saat dikonfirmasi, Jumat (5/7) sore.
Pasangan pelaku perempuan yang dimaksud Syahruji adalah laki-laki berusia 16 tahun yang juga ditetapkan sebagai tersangka dan berada di video pengeroyokan tersebut.
Baca Juga: Viral Pengeroyokan Remaja Perempuan di Banjarbaru: Pelaku di Bawah Umur, Terancam 7 Tahun Penjara
Syahruji menyampaikan, kedua Anak Berurusan dengan Hukum (ABH) tersebut mengaku sebagai pasangan suami istri. “Laki-lakinya digoda sama si korban lewat WhatsApp. Jadi si pelaku tidak terima dengan hal tersebut,” ungkap Syahruji.
Saat ini, lanjut Syahruji, kasus yang menjerat dua ABH itu, dan satu pelaku lainnya yakni perempuan berusia 15 tahun sudah masuk ke tahap pemberkasan perkara. Kemudian ketiga pelaku dan korban juga masih dalam pendampingan oleh Unit PPA Polres Banjarbaru dan UPTD PPA Kota Banjarbaru.
Kasus ini rupanya memantik Psikolog UIN Antasari, Shanty Komalasari. Menurutnya ketiga pelaku harus segera mendapat penanganan secara psikologis. “Mereka perlu diberikan konseling, psikoedukasi, dan psikoterapi agar perilaku dapat berubah menjadi adaptif dengan berbagai pendekatan,” ujarnya.
Hal ini dikarenakan, adanya kekhawatiran jika kasus pidana pengeroyokan ini membuat ketiga ABH itu merasa jadi lebih jago. "Bukannya memberi efek jera, malah memicu tindakan negatif lainnya oleh para pelaku," beber Shanty.
Sehingga, perlu dilakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui dampak perilaku negatif pada para pelaku, untuk menentukan penanganan psikologis sesuai kebutuhannya. “Ini juga berlaku bagi korban dan anak kecil yang terlibat dalam kejadian tersebut, agar dapat meminimalisir dampak dari peristiwa negatif yang dilihatnya,” pungkasnya.(*)