kriminal

Kejadian di Balikpapan, Paman Ini Tega-teganya Cabuli Dua Ponakan Sendiri

Rabu, 6 November 2024 | 14:45 WIB
DITAHAN: Tersangka RI (orange) bakal menghabiskan sisa umurnya di dalam penjara. ( MOESO/BALPOS)

 

Dua gadis cantik harus menanggung kemalangan usai menjadi korban pencabulan pamannya. Dua gadis yang menjadi korban tersebut yaitu kakak beradik sebut saja namanya Melati (22) dan Anggrek (16) -bukan nama sebenarnya. 

Pencabulan ini dilakukan oleh tersangka D sejak belasan tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 2011. Saat itu korban Melati masih berumur 7 tahun. 

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Bayi Baru Lahir di Balikpapan, Ternyata Keluarga Tidak Mengetahui KH Hamil

“Unit PPA Satreskrim Polresta Balikpapan mengamankan seorang pria berinisial RI usia 37 tahun. Diduga tersangka melakukan pencabulan terhadap keponakanya sendiri,” ujar Kanit PPA Sat Reskrim Polresta Balikpapan, Ipda Futuhatul Laduniyah

Korban Melati paling banyak mengalami pencabulan oleh RI. Tercatat sejak 2011 lalu tersangka telah beberapa kali mendapat perlakuan bejat tersebut.

“Kronologis singkatnya kejadian pertama pada saat kelas 2 SD pada tahun 2011 lalu, umur korban saat itu masih 7 tahun. Yang korban ingat, saat korban diantar tersangka untuk tidur siang di kamar tersangka, kemudian pada saat korban terbaring di kasur (di situlah tersangka beraksi, Red.). Dan tersangka berkata kepada korban agar tidak memberitahu bundanya.

Setelah itu kejadian keduanya di tahun 2020, saat korban tidur di kamar sepupunya, kemudian tersangka masuk ke dalam kamar dan menghampiri korban dan memegang payudara korban dan mengakibatkan korban terbangun. Untuk kejadian yang ketiga di tahun 2021 itu korban umur 17 tahun, saat itu korban sedang tidur di kamar sepupunya, dan tersangka menghampiri korban dan memegang payudara korban setelah itu tersangka keluar dari kamar,” ujar Futuhatul.

AKibat kejadian pencabulan tersebut, korban Melati mengalami trauma berat bahkan korban menderita gangguan kesehatan metal, yaitu bipolar disorder. Dan sejak tahun 2019 lalu korban rutin menjalani pengobatan.

“Korban pertama mengalami trauma, dan sejak tahun 2019 melakukan pengobatan terkait traumanya yang mendalam, karena mengalami bipolar disorder, yang mana akibat gejala ini korban sering melukai dirinya sendiri, bahkan ada pikiran untuk bunuh diri,” papar perwira wanita dengan pangkat satu balok emas di pundak ini.

Akibat trauma berat, korban Melati merasa pencabulan yang dia alami hanyalah halusinasi. Namun ketika sang adik (Anggrek) menceritakan kalau dirinya juga mengalami pencabulan dari pamanya tersebut, Melati baru menyadari bahwa pencabulan yang dia alami adalah nyata adanya.

 

Terkini