kriminal

Terkait Dugaan Pelecehan Seksual di Ponpes, Polres Kukar Segera Panggil Terduga Oknum Ustaz

Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:00 WIB
ilustrasi hukum

TENGGARONG- Didampingi TRC PPA Kaltim, satu dari 7 santri yang menjadi korban dugaan perilaku menyimpang oknum ustaz di salah satu pondok pesantren (Ponpes) di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) telah resmi melaporkan kasus tersebut ke Polres Kukar pada Senin (11/8/2025) lalu.

Santri itu tidak sendiri. Enam temannya yang juga mengalami perbuatan serupa turut hadir sebagai saksi dalam pelaporan resmi yang dibuat salah satu korban utama.

"Disebut sebagai korban utama, karena santri ini merupakan korban yang paling sering mendapatkan pelecehan dari oknum pendidik tersebut," kata Biro Hukum TRC PPA Kaltim, Sudirman.

Terkait dengan pelaporan tersebut, Kasat Reskrim Polres Kukar, AKP Ecky Widi Prawira juga membenarkannya dan pihaknya telah memintai keterangan 5 saksi. "Korban dan orangtua ada lima orang yang sudah kami mintai keterangan," tegasnya. Ecky mengatakan, setelah pemeriksaan para saksi itu selanjutnya pihaknya akan melayangkan surat panggilan terhadap pengurus Ponpes.

"Terutama pemanggilan terhadap terduga pelaku. Kemungkinan dalam waktu dekat ini kami akan panggil," sebutnya.

Selain menerima laporan korban dan memintai keterangan saksi-saksi. Ecky menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan dinas terkait mengenai asesment psikologi para santri yang menjadi korban. "Kami minta asesmen para korban terkait kondisi psikologisnya," kuncinya.

Diberitakan sebelumnya, Sejumlah santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) didampingi masing-masing ortangtua menemui Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Minggu (10/8/2025) lalu.

Pertemuan itu dilakukan secara tertutup, karena TRC PPA Kaltim hendak mendengar kesaksian 7 santri yang diduga menjadi korban penyimpangan seksual salah seorang oknum ustaz di ponpes tempat para santri menimba ilmu agama.

Satu persatu santri yang berusia 15 tahun sampai dengan 17 tahun itu menceritakan kronologis dan yang mereka alami dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini. (oke/beb)

 

Terkini