kriminal

Dibalas Kekerasan, Ketua Panti Asuhan di Sampit Disiksa Pria Terlantar yang Ditampung

Senin, 17 November 2025 | 08:14 WIB
Sri Rohani, Ketua Yayasan Panti Asuhan Annida Qolbu menunjukkan hasil rontgen keretakan tulang pipi dan rahang akibat pemukulan, Jumat (14/11).

 

SAMPIT — Niat baik untuk menolong seorang pria terlantar berujung pada penyiksaan yang dialami Sri Rohani (53), Ketua Yayasan Panti Asuhan Annida Qolbu di Sampit. Pria bernama Rahmad Ramadhoni (40), yang ditampung sejak pertengahan Oktober 2025, tak hanya mengancam, tetapi juga menyerang Sri Rohani yang kesehariannya berada di kursi roda.

Akibat penyerangan pada Kamis (13/11), Sri Rohani dilarikan ke RSUD dr. Murjani Sampit karena mengalami pendarahan di hidung dan mulut. Dokter mendiagnosis adanya keretakan pada rahang, tulang pipi, dan tulang bawah mata korban, serta luka lebam parah di mata kanan.

Sejak kedatangan Rahmad, kehidupan sekitar 40-an anak panti dan pengurus di Panti Asuhan Annida Qolbu berubah mencekam. Meskipun Rahmad menunjukkan gelagat temperamental dan tidak banyak membantu panti (sebagian besar hanya makan dan tidur), Sri Rohani — yang akrab disapa Ummi — tetap bersikeras menampungnya dengan alasan kemanusiaan.

“Saya sudah disarankan anak-anak panti agar tidak usah menampungnya, tetapi karena saya berpikir, kita tidak boleh menilai orang dari tampak luarnya, siapa tahu masih ada sisi baik dalam dirinya,” ucap Sri Rohani, saat ditemui Radar Sampit di panti pada Jumat (14/11).

Gelagat jahat Rahmad memuncak ketika ia mulai mengancam anak panti berusia 10 tahun, Gading Martin alias Iyut, untuk mencuri beras 10 kg stok persediaan panti.

“Iyut diancam. Kalau tidak ambil beras, Rahmad ini mau mematahkan tangannya. Anak masih kelas 4 SD pasti takut diancam seperti itu, akhirnya terpaksa menuruti dengan masuk lewat jendela,” jelas Sri Rohani.

Ketika Sri Rohani menegur Rahmad agar tidak mengajarkan anak-anak panti mencuri, Rahmad justru mengancam ingin membunuhnya. Puncaknya, pada Kamis (13/11) sekitar pukul 10.40 WIB, Rahmad menampar leher kanan dan memukul pipi Sri Rohani, menyebabkan wanita yang berada di kursi roda itu jatuh tersungkur. Tak lama setelah itu, Rahmad datang lagi membawa parang.

“Saya mengira Rahmad ini mau ke belakang mau mandi. Tidak menyangka dia datang membawa parang mengancam mau membunuh saya,” ujar Sri Rohani.

Setelah kejadian tersebut, Rahmad langsung kabur dan belum diketahui keberadaannya. Meskipun dalam kondisi sakit dan disarankan dokter untuk observasi selama dua hari, Sri Rohani memilih untuk pulang cepat dari rumah sakit pada Kamis malam.

“Saya sudah pulang jam 11 malam tadi, padahal masih muntah-muntah. Saya kepikiran keselamatan anak panti, khawatir kalau Rahmad datang mengancam anak-anak lagi,” katanya.

Sri Rohani mengungkapkan bahwa Rahmad diduga adalah residivis kasus KDRT dan diketahui sebagai pemakai sabu-sabu yang juga pernah mencoba mempengaruhi anak-anak panti untuk mencoba barang haram tersebut.

Korban berharap aparat kepolisian, melalui Polsek Baamang, segera menangkap pelaku agar anak-anak panti dapat kembali tidur dengan tenang tanpa rasa khawatir dan ancaman. (*)

Terkini