Catatan: Sarah Nourvi
(Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media SV-IPB)
PROKAL.CO-Media sosial (medsos) telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia modern.
Platform seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan Facebook tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sumber informasi, hiburan, serta sarana untuk mengekspresikan diri.
Menurut Albari (2024), Generasi Z yang lahir dalam era digital mengalami kebergantungan yang tinggi terhadap medsos sebagai bentuk interaksi sosial dan pencarian informasi.
Namun, penggunaan medsos yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, terutama pada kesehatan mental.
Baca Juga: Ada yang Janggal, PWI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Tewasnya Wartawati di Banjarbaru
Penelitian oleh Kusumawardani et al. (2024) menunjukkan bahwa eksposur berlebihan terhadap medsos dapat meningkatkan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan tidur, terutama di kalangan remaja dan mahasiswa.
Fenomena Fear of Missing Out (FOMO/takut ketinggalan tren) juga menjadi faktor yang berkontribusi terhadap kecemasan sosial, di mana individu merasa tertekan untuk terus mengikuti tren dan aktivitas yang terjadi di medsos (Albari, 2024).
Oleh karena itu, penting untuk memahami bagaimana medsos memengaruhi kesehatan mental dan mencari strategi yang tepat untuk mengelola penggunaannya secara bijak.
Lalu, bagaimana pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja, mahasiswa, dan Generasi Z? Bagaimana upaya pencegahan yang harus dilakukan?
Baca Juga: Dana Bantuan Parpol di PPU Tahun Ini Segera Disalurkan, Langsung Sekali Cair
Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja
Penelitian yang dilakukan oleh Iryadi et al. (2024) menunjukkan bahwa medsos dapat berdampak negatif pada kesehatan mental remaja, terutama dalam hal kecemasan dan depresi.
