PROKAL.CO-Wacana meliburkan peserta didik selama Ramadan tengah mengapung. Rencana ini pun menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Meski begitu, meliburkan siswa selama bulan puasa bukan hal yang baru.
Baca Juga: Perubahan Status Bandara Internasional Nusantara Tunggu Revisi Perpres Rencana Tata Ruang IKN
Kebijakan ini sudah pernah diterapkan saat Presiden Gus Dur. Bahkan jika ditarik ke belakang, sejarah mencatat libur satu bulan untuk anak sekolah sudah pernah terjadi saat zaman Belanda dan dilanjutkan pada Pemerintahan Presiden Sukarno. Berikut sejarahnya, dikutip dari Museumkepresidenan.id
Baca Juga: Wacana Libur Sekolah Selama Ramadan, Ketua Umum PBNU Ingatkan Ini
- Kolonial Hindia Belanda
Pada masa pemerintahan Kolonial Hindia Belanda pernah meliburkan sekolah dasar (HIS) sampai tingkat menengah ke atas (HBS dan AMS).
- Presiden Sukarno
Saat Pemerintahan Presiden Sukarno menjadwalkan ulang sekaligus menghentikan sementara kegiatan-kegiatan resmi dan nonresmi untuk memberikan kesempatan kepada umat Muslim menjakakan ibadah puasa dengan lebih khusyuk.
Baca Juga: Wakil Menteri Hukum RI Terima Audiensi PP-IPHI, Bahas Ini
- Presiden Suharto
Pada masa Presiden Suharto, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) mengatur batasan libur puasa menjadi beberapa hari saja.
Baca Juga: Jangan Salah, Ini Perbedaan Status Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak, dan Pengesahan Anak
Daud Yusuf, Menteri P dan K saat itu mengeluarkan SK yang isinya secara garis besar mengimbau masyarakat untuk tetap mengisi kegiatan selama waktu libur.
- Presiden Gus Dur
Saat menjabat sebagai presiden, pada 1999 Gus Dur membuat kebijakan dengan meliburkan sekolah selama satu bulan.
Baca Juga: PSSI Resmi Umumkan Kluivert Jadi Pelatih Timnas, Kluivert: Saya Langsung Semangat
Dia juga mengimbau kepada sekolah-sekolah untuk menggelar pesantren kilat. Keputusan untuk meliburkan anak sekolah selama satu bulan penuh itu dengan pertimbangan agar anak-anak bisa lebih fokus pada pelajaran Agama Islam.