PROKAL.CO, TANJUNG REDEB - Jalur tracking sepanjang 900 meter menuju objek wisata Danau Nyadeng di Kampung Merabu Kecamatan Kelay telah dibangun oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau. Menggunakan Dana Bagi Hasil dan Dana Reboisasi (DBH-DR) sekitar Rp 1 miliar.
Bupati Berau Sri Juniarsih menyampaikan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau juga menambahkan bantuan berupa dua perahu, 10 pelampung, enam tali pengaman dan gempling empat unit khusus untuk objek wisata Danau Nyadeng.
Pariwisata di Kampung Merabu dinilai sangat potensial jika dikelola dengan baik dengan tangan profesional tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Kepala kampung diminta aktif berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengembangkan potensi wisata Merabu.
Baca Juga: Pemkab Berau Bertekad Terus Bina Generasi Muda
"Kita harus memaksimalkan semua fasilitas yang dapat mendukun potensi itu. Sehingga tamu yang datang bisa merasa nyaman dan ada keinginan untuk kembali," terangnya.
Sri Juniarsih juga mendorong pihak ketiga juga dapat memberikan bantuan untuk Kampung Merabu melalui CSR. Untuk mendukung perangkat kampung menciptakan kenyamanan dan kepuasan wisatawan.
Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir menambahkan, daya tarik wisata unggulan di Danau Nyadeng perlu didukung dengan penbangunan jalur tracking. Pembangunan jalur tersebut telah selesai akhir tahun lalu. Memakan anggaran sekitar Rp 1 miliar dengan jalur tracking sepanjang 900 meter.
Apalagi jika ingin menuju Danau Nyadeng, perlu melewati sungai menggunakan perahu, makanya bantuan perahu masuk dalam bantuan yang diberikan. Ketika banyak orang tahu di Kampung Merabu banyak pariwisatanya, pastinya banyak orang yang ingin berkunjung.
Baca Juga: Alokasi Dana Kampung di Berau Meningkat, Tahun Ini 463 Miliar
"Sebelumnya tidak ada jalur tracking, jadi untuk mencapai ke sana cukup sulit. Melihat ini potensi yang bagus, tapi jalan menuju kesana sulit, maka sangat cocok jika dibangun jalur tracking untuk memudahkan wisatawan," jelasnya.
Dengan fasilitas itu, diakuinya kunjungan kesana semakin bertambah. Tidak hanya domestik, tapi juga mancanegara. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Merabu dinilai cukup bagus, mereka juga telah memiliki kas Pokdarwis. Dibeberkannya juga, masyarakat punya keinginan kuat belajar bahasa Inggris. Sebagai persiapan untuk memandu wisatawan mancanegara.
"Kerja sama mereka dan kolaborasi dengan pihak ketiga sangat bagus, termasuk dengan NGO. Akhirnya, Merabu memiliki produk khas madu hutan sebagai Ekonomi Kreatif (Ekraf)-nya," paparnya.
Baca Juga: Kunker ke Biduk-Biduk, Pj Gubernur Kaltim Sebut Potensi Wisata Berau Luar Biasa
Rencananya, jalur tracking di Danau Nyadeng akan dilanjutkan kembali. Karena jalur yang saat ini masih belum selesai. Saat ini belum ada arahan dari pemerintah untuk mengelola DBH-DR, jika memang ada lagi pihaknya akan memprioritaskan lanjutan jalur tracking tersebut.