• Senin, 22 Desember 2025

Andi Harun dan Rusmadi “Terbelah” Makin Menguat                   

Photo Author
- Kamis, 16 Mei 2024 | 20:00 WIB
Rusmadi saat berkunjung ke kantor PDIP.
Rusmadi saat berkunjung ke kantor PDIP.

 

SAMARINDA–Sinyalemen tak lagi sejalannya duet Andi Harun–Rusmadi Wongso kian menguat. Sebaliknya, kans keduanya saling berhadapan di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Samarinda pun mulai terbuka, selepas Rusmadi resmi mendaftarkan diri dalam penjaringan kepala daerah yang dibuka DPC PDI Perjuangan (PDIP) Samarinda, Rabu (15/5).

Rusmadi mengaku dirinya memiliki niatan untuk terus membangun Samarinda agar siap menjadi jantung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Sejak dirinya dilantik bersama Andi Harun akhir Februari 2021, perekonomian Kota Tepian mengalami penyusutan imbas pandemi. Kini, selepas tiga tahun lebih keduanya berjibaku membangun daerah, Samarinda mulai tumbuh pesat.

Hal ini, lanjut dia, bisa dilihat dari pertumbuhan domestik regional bruto Samarinda lebih dari 6 persen. “Ini sebagai bentuk tanggung jawab saya. Sebagai warga yang lahir dan besar di Samarinda,” sebutnya. Berangkat dari semangat tersebut, dirinya akhirnya memantapkan sikap untuk maju mendaftarkan diri sebagai calon wali kota ke penjaringan yang dibuka PDIP Samarinda. Besar harapan dirinya yang notabene kader banteng bisa diusung dalam kontestasi kali ini.

“Sebagai kader saya ingin membangun Samarinda maju. Langkah pertama tentu ke partai sendiri,” tuturnya. Ke mana lagi langkah politik yang akan ditempuhnya, pria yang karib disapa Cak Rus ini mengaku masih membahas hal tersebut bersama tim. Begitu pun soal figur yang berpotensi berduet bersama dirinya jika nantinya diusung resmi PDIP maju di Pilwali Samarinda.

“Masih dibahas, ada waktunya nanti untuk itu. Untuk pasangan bebas saja yang penting satu visi membangun Samarinda lebih madani, maju, dan beradab. No one left behind. Tak ada yang tertinggal, maju bersama,” ungkapnya. Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Bakal Calon Pilkada PDIP Samarinda, Masyud menuturkan, partainya siap bergerilya memenangkan Rusmadi jika nantinya rekomendasi dari DPP diberikan untuk kader sendiri.

Tentu dengan mendaftarnya Rusmadi, peluang PDIP untuk “memerahkan” Samarinda terbuka lebar. “Semua kembali di DPP. Jika nanti Rusmadi diusung, mesin siap bekerja,” singkatnya. Selain Rusmadi, Andi Harun juga diketahui mengambil formulir pendaftaran kepala daerah dari PDIP.

 

Kans Jalur Perseorangan

Pada bagian lain, keputusan Andi Harun dan Basri Rase yang menyerahkan surat dukungan jalur perseorangan dengan menggandeng wakil yang baru pada Pilkada 2024, membuat kontestasi pilkada di Kaltim kian menghangat. Untuk diketahui, Andi Harun memilih berpasangan dengan Syaparudin untuk Pilkada Samarinda, sementara Basri Rase menggandeng Chusnul Dhihin pada Pilkada Bontang.

Menempuh jalur perseorangan atau independen sebenarnya memiliki plus dan minus. Menguntungkan karena pembiayaan kurang ketimbang lewat partai politik. Sementara minusnya, saat pelaksanaan visi-misi atau program, ketika tidak didukung partai maka akan berat. Itu diungkapkan Pengamat Politik Unmul Budiman kepada Kaltim Post, Rabu (15/5). Budiman menyebut, dalam parlemen atau DPRD, diisi oleh orang-orang partai politik. Sehingga, bisa jadi akan banyak kebijakan pemerintah yang bakal terhalang ataupun tertunda karena tidak sepakatnya anggota dewan.

"Tapi, kalau pertanyaannya potensi menangnya? Sebenarnya kalau melihat beberapa kasus di Kaltim sudah ada dua kasus menang lewat calon independen, itu di Bontang dan di Kutai Kartanegara. Tapi kemenangan mereka itu karena faktor figurnya yang kuat. Di Bontang Bu Neni (Neni Moerniaeni) dan di Kukar Ibu Rita (Rita Widyasari)," bebernya. Bahkan, Rita Widyasari sempat digadang-gadang bakal menjadi gubernur Kaltim lantaran figurnya yang kuat. Sayang, dia gagal jadi calon gubernur lantaran harus berurusan hukum dengan KPK.

"Ibu Rita itu potensi menangnya tinggi, dan Isran Noor, termasuk figur lain waktu itu berani maju, ketika sadar bahwa Rita tidak jadi maju (calon gubernur 2018-2023)," katanya. Disinggung soal kans Andi Harun maju melalui jalur independen, Budiman menerangkan, elektabilitas ketua Partai Gerindra Kaltim itu saat ini tinggi di Samarinda. Bahkan, hingga muncul bahasa dengan sandal jepit pun bisa menang. "Karena berdasarkan surveinya yang sekitar 70 persen itu. Namun, tetap masalah pasangan akan berpengaruh, apalagi kalau misalnya dia dikeroyok oleh orang partai," sambungnya.

Untuk menang pilkada, ada beberapa faktor yang menjadi kunci. Pertama, modal sosial, kemudian modal politik, dan modal ekonomi. Modal sosial itu dari sisi agama dan geopolitik. "Saya melihat Andi Harun terlalu jemawa dengan mencari calon pasangan. Karena menurut saya itu bukan menaikkan malah justru menurunkan (elektabilitas). Apalagi, melihat pilkada sebelumnya, suara Andi Harun dulu kalah di Samarinda Seberang," bebernya.

Budiman mengatakan, Samarinda sebagai ibu kota Kaltim, terdapat dua geopolitiknya, yakni Samarinda Kota dan Samarinda Seberang. "Seberang itu di samping geopolitik, di sana juga ada etnis. Andi Harun meskipun dia etnis Bugis, justru kalah di kandang Bugis. Nah, apalagi kalau pasangannya tidak identik, artinya potensi kalahnya akan tinggi. Apalagi, ketika Rusmadi berpasangan dengan Andi Satya (anggota DPRD Kaltim terpilih), maka dapat dipastikan Andi Harun kalah suara di Seberang," imbuhnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Kaltim Post

Rekomendasi

Terkini

Bupati Kukar Aulia Rahman Gabung Partai Gerindra

Senin, 24 November 2025 | 09:59 WIB
X