Seusai dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk maju melalui jalur perseorangan di Pilkada Bontang, Tim Basri Rase bergerak mengincar rekomendasi parpol.
BONTANG - Pengamat politik Universitas Mulawarman Budiman mengatakan, langkah itu harus ditempuh. Jika tidak, bisa jadi Basri Rase tidak ikut dalam kontestasi politik kali ini.
“Tentunya langkah tersisa yakni berjuang lewat jalur parpol,” kata Budiman. Mengenai peluang untuk “CLBK” dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dinilai masih ada. Tetapi persentasenya kecil atau berat.
Pasalnya, Basri sempat maju melalui jalur independen. “Itu sama saja beliau meninggalkan partai. Yang ditinggal pasti ada luka,” ucapnya. Langkah realistis ialah menggaet rekomendasi dari parpol lain. Ada sejumlah parpol yang bisa dijajaki, yakni PAN, NasDem, PKS, hingga Demokrat.
Diketahui PAN, NasDem, dan PKS masing-masing memiliki dua kursi. Sementara Demokrat hanya satu kursi. Jika menggunakan opsi ini, minimal butuh rekomendasi tiga partai sekaligus.
Sehubungan dengan peluang dengan PDI Perjuangan juga bisa saja. Tetapi perlu diingat bahwa sebelumnya Basri meninggalkan Najirah. Justru memilih Chusnul Dhihin sebagai pasangan ketika mendaftar di jalur independen.
Dengan melobi PDI Perjuangan maka lebih mudah untuk menggenapi syarat minimal lima kursi. Artinya hanya membutuhkan tambahan rekomendasi satu parpol yang memiliki dua kursi.
“Bisa PAN, NasDem, atau PKS. Permasalahannya tentu pasangan yang digagas di jalur independen harus berpisah,” tutur dia.
Sementara Basri berharap keputusan KPU Bontang dianulir. Dengan mengajukan gugatan ke Bawaslu Bontang. Basri menyebut, meski berupaya lewat jalur partai, dia tetap komitmen berpasangan dengan Chusnul Dhihin.
Pasangannya saat mendaftar di jalur perseorangan. “Oh iya lha, pasti (berpasangan dengan Chusnul Dhihin,” ujarnya.
Perwakilan Tim Basri yakni Firman Nawawi pun membenarkan kini masih berharap dari rekomendasi empat partai yang ada. Mulai NasDem, PKS, PAN, hingga Demokrat.