• Minggu, 21 Desember 2025

Kiprah Akbar Haka Menuju DPRD Kukar: Dari Mikrofon untuk Musik Keras, Kini Mikrofon untuk Rakyat

Photo Author
- Senin, 28 Juli 2025 | 21:56 WIB
Akhmad Akbar Haka Saputra berangkat membonceng sang bungsu, Binar ke pelantikan PAW-nya sebagai Anggota DPRD Kukar Dapil Tenggarong (Ist/@mahakami.official)
Akhmad Akbar Haka Saputra berangkat membonceng sang bungsu, Binar ke pelantikan PAW-nya sebagai Anggota DPRD Kukar Dapil Tenggarong (Ist/@mahakami.official)

“Beliau bilang ‘Bar, IKN ni pindah. Kalau kamu hari ini tidak masuk ke partai atau politik, nanti kalau jutaan anak muda datang ke Kukar, kalian bakal susah bergerak.’ Saya sempat kekeh bahwa saya Bahagia dengan band saya, tetapi beliau tetap mengingatkan,” ucap Akbar, sembari kilas ballik terhadap percakapannya dengan Edi Damansyah.

Akbar menyebut, diprediksi akan ada 3,5 juta orang dari Kementerian yang datang. Dan lima sampai sepuluh tahun kedepan, mungkin orang sudah tidak peduli siapa itu Kapital. Jika Akbar yang biasanya menyuarakan musik keras yang menggelegar di panggung konser. Ia juga semestinya bersuara lewat sistem, melalui parlemen.

Karena sampai saat ini, seniman atau Musisi hanya didengar sebagian. Apabila Akbar maju, maka ia lebih paham terhadap mereka. Dan dapat memastikan bahwa datangnya jutaan orang dari pusat tidak akan membatasi ruang gerak Kabupaten Kutai Kartanegara, sesuai dengan saran dari Edi Damansyah.

Posisi strategis pun ditempati Akbar dalam upanya mengembangkan sektor ekonomi kreatif (Ekraf) atau non ekstraktif, yang diyakini dapat menggantikan sektor ekstraktif. Di ekraf, Akbar menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) Kukar. Ia pun terlibat langsung dalam memetakan peta ekonomi kreatif yang digagas Kemenaprekraf RI.

Sedangkan di partai PDI Perjuangan, Akbar juga menempati Wakil Sekretaris Intenal Partai. Akbar meyakini bahwa kontribusinya di sektor musik dan ekraf dapat disalurkan di legislatif, dan ia yakin dapat belajar beradaptasi dengan cepat. Mengantongi restu dari keluarga dan bekal-bekal pengalaman ini, Akbar memantapkan diri untuk maju ke Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

“Buat saya, politik itu seperti dua mata pisau. Kalau digunakan untuk hal yang salah, maka hasilnya salah. Tapi kalau dipakai untuk hal yang benar, dia bisa sangat bermanfaat,” tegas pria berumur 42 tahun tersebut.

Akbar turut menyuarakan skeptisnya anak-anak muda terhadap politik yang seringkali dianggap hanya omong kosong. Namun setelah ia terjung langsung, justru politik bisa jadi saluran terbaik. Salah satu contohnya ada di Desa Muara Muntai, ada sebuah masjid tempat anak-anak yatim piatu belajar ngaji.

Waktu itu mereka minta tolong karena masjidnya tidak punya atap. Akhirnya Akbar pun membantu bawa proposal mereka ke kepala daerah, sehingga diteruskan ke Kesra dan direalisasikan. Akbar termangu setelah mengetahui bahwa politik sekuat ini dampaknya. Tidak sebagai vokalis Kapital dengan musik kerasnya, namun sebagai kader PDI Perjuangan dengan penyambung lidah rakyatnya.

“Jadi saya merasa, ketika saya terjun ke politik. Ada manfaat yang bisa saya bawa. Karena sebagai seniman, saya mungkin bisa menyuarakan hal-hal kreatif, tapi sebagai politisi, saya bisa menyalurkan suara itu lewat sistem yang lebih efektif,” tutur Akbar.

Metalhead Juga Bisa Berjuang Mewakili Rakyat, Wujudkan Tenggarong Kota Budaya

Sudah sekitar dua dekade menggeluti dan mengembangkan dunia seni di Kutai Kartanegara. Akbar yang merupakan kelahiran 19 Februari 1983 ini sampaikan komitmennya mengembangkan dunia seni, ekraf dan pariwisata daerah, terkhusus dapilnya di Kecamatan Tenggarong.

Meski dikenal dengan musik keras dan personanya sebagai seorang metalhead, Akbar pastikan bahwa pergerakan politik dan kerjanya di DPRD akan tetap berbasis komunitas. Sesuai bidang kerjanya di Komisi IV yang membawahi bidang kesejahteraan masyarakat, termasuk pendidikan, kesenian, ekraf, hingga pariwisata. Fokusnya dalam bekerja akan berpusat dalam memberdayakan Kukar seiring berpindahnya IKN.

“Kita akan fokus berdayakan Sumber Daya Manusia (SDM) lebih bersaing di sektor pariwisata, ekraf, kesenian dan lainnya. Karena kita tau sumber pendapatan Kukar paling banyak dari sumber daya mineral dan Batubara yang ekstraktif. Kita harus siapkan ekonomi non ekstraktif, karena kalau kita tidak siapkan nanti akan tertinggalkan,” jelasnya.

Setelah merantau ke kota-kota besar dan kembali ke kampung halamannya di Kota Raja. Akbar akan bekerja dengan tujuan mengenalkan Kukar lebih luas. Terbukti dengan Rock in Borneo, Kukar yang cenderung kecil dan tidak terkenal bisa dikenal dan dilihat hingga ke skala internasional.

“Budaya bukan hanya menjadi konservasi, tapi juga etalase terbaik mengenalkan Kukar hingga ke dunia. Ini akan menjadi fokus kami bekerja,” tutup Akbar. (moe)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Bupati Kukar Aulia Rahman Gabung Partai Gerindra

Senin, 24 November 2025 | 09:59 WIB
X