Terbatasnya venue di Samarinda membuat beberapa cabang olahraga (cabor) mengajukan permohonan pindah tempat pelatda.
--
SAMARINDA - Agenda Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda) KONI Kaltim memasuki pekan keempat. Dalam proses berjalannya pelatda, ada beberapa cabor yang tidak memiliki tempat latihan representatif. Walhasil, cabor tersebut telah berkomunikasi dengan KONI Kaltim untuk pindah tempat pelatda.
Komandan Pelatda KONI Kaltim Ego Arifin membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, memang ada beberapa cabor yang tidak memiliki venue memadai di Samarinda. Jadi, pindah tempat pelatda menjadi satu-satunya pilihan agar cabor tersebut bisa mempersiapkan diri secara maksimal.
“Ada beberapa cabor seperti layar, menembak, dan handball yang sudah mengajukan surat pindah lokasi pelatda. Tapi kami belum memberikan rekomendasi untuk saat ini. Kami harus melakukan kroscek terlebih dahulu sebelum pindah lokasi pelatda,” terang Ego.
Pindah lokasi pelatda artinya memindahkan akomodasi dari Samarinda ke tempat baru. Artinya akan berkaitan dengan anggaran yang tentu saja memerlukan kajian secara matang agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Kita tidak sembarangan memindahkan lokasi pelatda. Ada banyak pertimbangan yang harus diselesaikan sebelum pindah. Pertama, tentu tempat tinggal atlet dan pelatih, venue latihan serta konsumsi mereka. Jangan sampai pindah lokasi tapi kebutuhan mereka tidak terpenuhi,” papar Ego.
Ada tiga cabor yang mengusulkan pindah ke Balikpapan, yakni squash, menembak, dan handball. KONI Kaltim sudah menemukan tempat tinggal yang representatif. Hal itu setelah rombongan KONI Kaltim dipimpin Ketua Umum Rusdiansyah Aras meninjau salah satu hotel di Kota Beriman, Sabtu (23/3).
“Untuk lokasi tinggal yang di Balikpapan sudah kita tinjau, hotelnya bagus, masih seimbang dengan hotel yang di Samarinda. Kemungkinan besar mereka akan tinggal di hotel tersebut,” lanjut Ego.
Kendati demikian, Ego menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan rekomendasi pindah venue sebelum seluruh cabor menyelesaikan kewajibannya menyusun program latihan yang sesuai dengan kebutuhan atlet. Sebab, sejauh ini, masih banyak pelatih yang masih terkendala penyusunan program Peningkatan Prestasi Atlet (PPA).
“Selain tempat tinggal serta hal teknis lainnya, ada syarat yang wajib mereka penuhi sebelum pindah. Syarat tersebut adalah program penyusunan PPA. Jika ini tidak dipenuhi, mereka tidak akan direkomendasikan untuk pindah. Logikanya, untuk apa mereka pindah kalau di tempat baru tidak memiliki rencana latihan yang baik, lebih baik di sini, masih bisa kita pantau,” tukas Ego.(er/k16)
DONI ADITYA/KP