NEW YORK, PROKAL.CO– Kemenangan dominan Islam Makhachev atas Jack Della Maddalena (JDM) pada gelaran UFC 322 tidak hanya membuatnya meraih sabuk kelas welterweight, tetapi juga menempatkannya di jajaran petarung paling elite dalam sejarah Ultimate Fighting Championship (UFC).
Petarung asal Dagestan, Rusia, ini mencatatkan sejarah baru dengan memenangkan pertarungan lima ronde melalui keputusan mutlak (50-45, 50-45, 50-45).
Baca Juga: Islam Makhachev Kawinkan Gelar, Divisi Welterweight Semakin Panas dengan Kemenangan Petarung Muda
Petarung Dagestan ini memecahkan sejumlah rekor, yakni petarung ke-11 yang meraih gelar dua divisi (Double Champion). Makhachev kini resmi menjadi "Double Champion" UFC, sebuah status yang hanya bisa diraih oleh segelintir atlet bela diri campuran terbaik dunia. Ia menyandang gelar Juara Kelas Ringan (Lightweight, 155 lbs) dan Juara Kelas Welterweight (Welterweight, 170 lbs) secara simultan.
Petarung ke-11 dalam Sejarah UFC Jadi Double Champ
Islam bergabung dengan nama-nama legendaris seperti Conor McGregor, Georges St-Pierre, Daniel Cormier, Amanda Nunes, dan Henry Cejudo.
Rekor Kemenangan Beruntun Terpanjang
Kemenangan atas JDM memperpanjang rekor tak terkalahkan Makhachev di UFC menjadi 15 kemenangan beruntun.Angka 15 kemenangan beruntun ini menyamai rekor yang sebelumnya dipegang oleh legenda Brasil, Anderson Silva (pemegang rekor kemenangan beruntun terlama dalam sejarah UFC, (16 kemenangan).
Petarung Dagestan Pertama dengan Dua Gelar Sekaligus
Makhachev menjadi atlet pertama dari "garda Dagestan" yang berhasil merebut dua sabuk juara UFC pada waktu yang sama. Meskipun mentornya, Khabib Nurmagomedov, dikenal sebagai juara kelas ringan yang tak terkalahkan, Makhachev melangkah lebih jauh dengan menaklukkan divisi yang lebih berat, mengukir namanya sendiri dalam sejarah federasi.
Dominasi Ground Control yang Memecahkan Statistik
Meskipun Makhachev menang melalui keputusan juri, statistik pertarungan menunjukkan dominasi grappling yang luar biasa dan pemecahan rekor tersendiri. Selama 25 menit pertarungan, Makhachev berhasil mencatatkan hampir 20 menit (sekitar 18-19 menit) ground control (waktu mengontrol lawan di lantai). Total waktu ground control tersebut menjadi salah satu yang terlama dalam pertarungan perebutan gelar lima ronde non-heavyweight dalam sejarah UFC, menunjukkan taktik "bantalan" khas Dagestan yang tak terbendung di kelas welterweight.