Suasana di Timur Tengah kian memanas, tak hanya pada perang Israel-Palestina, namun juga engan serangan yang silih berganti antara Amerika-Inggris dan Yaman-Iran-Yordania-Lebanon.
Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Senin (5/2), melalui pernyataan terbarunya wakil Tiongkok dan Rusia secara kompak menuding Amerika Serikat (AS) sebagai biang keladi yang telah memanaskan ketegangan yang sudah sengit di Timur Tengah.
Baca Juga: Menlu AS dan Putra Mahkota Arab Saudi Adakan Pertemuan, Siapkan Strategi Mengakhiri Krisis di Gaza
Militer AS diketahui melakukan sejumlah serangan terhadap milisi pro-Iran di Irak dan Suriah. Mereka menyerang puluhan target terkait Iran di wilayah Irak dan Suriah pada 2-3 Februari sebagai balasan atas serangan drone yang menewaskan 3 tentaranya di pangkalan Yordania pada (28/1) lalu.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin kembali menyerukan kepada pihak-pihak terkait di Timur Tengah agar dapat menghormati kedaulatan wilayah supaya konflik di kawasan itu tidak semakin memanas.
“Kami mendesak pihak-pihak terkait untuk tetap tenang, menahan diri, dengan sungguh-sungguh mematuhi Piagam PBB dan hukum internasional, menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain,” ungkapnya di Beijing, Tiongkok, Selasa (6/2).
Wang Wenbin menyebut bahwa pihaknya telah berulang kali mengatakan bahwa situasi di Timur Tengah sangat kompleks dan rumit.
Menurutnya, negara-negara harus menghormati kedaulatan negara lain sehingga dapat menciptakan suasana yang damai dan kawasan yang memanas itu bisa terkendali Kembali.
Ia juga mengungkap bahwa serangan-serangan udara AS yang menargetkan unit pasukan elite Iran dan kelompok milisi yang didukung Teheran tersebut telah memicu kekhawatiran bahwa perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza bisa berubah menjadi konflik regional.
Disisi lain, Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzia juga menyebut bahwa serangan udara Amerika Serikat itu dilakukan secara spesifik dan sengaja bertujuan untuk memicu konflik.
Melansir dari Antara Kamis, (8/2) Duta Besar Tiongkok untuk PBB, Jun Zhang menegaskan tudingannya bahwa tindakan AS itu pasti memperburuk lingkaran kekerasan di Timur Tengah.
Seperti yang diketahui jika serangan Israel pada 7 Oktober 2023 yang menghancurkan Jalur Gaza di Palestina memang telah berkembang di kawasan Timur Tengah.
Konflik berkepanjangan itu memicu rentetan tindak kekerasan yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran di Lebanon, Irak, Suriah, dan Yaman. Bahkan, baru-baru ini AS menyatakan bahwa pihaknya merencanakan tindakan pembalasan yang lebih besar. ***