Pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang berada dalam kondisi Hors de Combat adalah kejahatan perang.
=================
Temuan lebih dari 300 jenazah dalam kuburan massal di sekitar area RS Nasser dan RS al-Shifa di Gaza memantik reaksi. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan temuan tersebut harus diinvestigasi secara mendalam. Bukti-bukti terkait temuan tersebut juga harus dijaga dengan baik.
Dilansir Aljazeera Kamis lalu (26/4), ditemukan sekitar 392 jenazah di dua area tersebut yang di antaranya terdiri dari perempuan, anak-anak, hingga lansia. Ditemukan sejumlah indikasi bahwa para korban tersebut mendapatkan penyiksaan sebelum akhirnya dikubur.
Setelah melakukan penggalian selama enam hari beruntun, Palestinian Civil Defence membeberkan fakta baru yang tragis. Puluhan jenazah ditemukan dengan tangan terikat dan tabung infus yang masih menempel. Ditengarai korban-korban tersebut dikubur hidup-hidup.
’’Kami masih butuh pendalaman forensik untuk sekitar 20 jenazah yang kami pikir mereka dikubur hidup-hidup,’’ ujar salah satu anggota Palestinian Civil Defence Mohammed Mughier.
Kepala Pertahanan Sipil Khan Younis Yamen Abu Sulaiman mengatakan, hanya 65 dari 392 jenazah yang berhasil dikenali oleh keluarga. Temuan bahwa jenazah tersebut ’’ditumpuk’’, sebut Yamen, mengindikasikan bahwa lokasi tersebut menjadi tempat eksekusi.
Komisaris PBB untuk HAM Volker Turk menegaskan, temuan tersebut harus ditindaklanjuti dengan investigasi yang independen, efektif, dan transparan. Dia mengutuk keras atas fakta bahwa kasus tersebut terjadi di rumah sakit yang haram dijamah saat perang.
’’Pembunuhan yang disengaja terhadap warga sipil, tahanan, dan orang lain yang berada dalam kondisi Hors de Combat adalah kejahatan perang,’’ tegas Turk.
Dilansir BBC, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam konferensi pers mengatakan keresahannya atas temuan itu. ’’Kita memerlukan agar semua situs ini diselidiki sepenuhnya, dengan cara yang kredibel dan independen,’’ ujar Dujarric.
Merasa berang, pihak Gaza menuding Israel sebagai pelaku. Kantor Berita Pemerintah Gaza menegaskan bahwa Israel sebelumnya telah menyerang rumah sakit-rumah sakit tersebut, menghancurkan bangunan dan orang-orang di sana secara barbar.
’’Kami menyerukan kepada Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional untuk menyelidiki pembantaian yang dilakukan oleh tentara Israel di Kompleks Nasser dan juga Kompleks al-Shifa,’’ tulis mereka.
Militer Israel (IDF) menampik tudingan itu. Dalam sebuah pernyataan, mereka menyebut selama melakukan operasi di RS Nasser, jenazah-jenazah tersebut dikubur oleh orang Palestina sendiri. Penggalian mereka lakukan untuk mencari sandera dan orang yang hilang.