• Senin, 22 Desember 2025

Sniper Militer Zionis Incar Warga Sipil

Photo Author
- Sabtu, 13 Juli 2024 | 08:26 WIB
Ilustrasi sniper Israel target tembak mati warga sipil yang berpindah tempat. (France24) (France24)
Ilustrasi sniper Israel target tembak mati warga sipil yang berpindah tempat. (France24) (France24)

 

Kekejaman Israel seolah tak ada habisnya. Setelah memaksa pengungsi pergi ke wilayah selatan Gaza, para sniper militer Israel menarget tembak mati para warga sipil yang berpindah tempat.

Dilansir Al Jazeera, serangan itu terjadi dalam upaya evakuasi pada Rabu (10/7). Seorang pria menuturkan kepada Al Jazeera bahwa dia tengah duduk di dekat Stadion Yarmouk ketika melihat seseorang penembak jitu Israel menembak seorang pria. Korban itu tengah melaju dengan sepedanya dan membawa makanan kaleng.

’’Penembak jitu langsung menembaknya. Kami tak bisa memindahkan tubuhnya. Bahkan, paramedis tidak dapat mengakses jalan. Mereka tidak dapat mengambil atau mengevakuasi jenazah orang ini,’’ ujar pria tersebut. Mereka diperingatkan bahwa siapa pun yang mendekati korban akan ditembak.

Seorang wanita menyatakan kepada Al Jazeera bahwa dia ingin melewati Stadion Yarmouk, tetapi diberi tahu bahwa ada mayat warga Palestina di jalan yang ditembak penembak jitu Israel.

’’Kami datang untuk meminta bantuan paramedis dan petugas pemadam kebakaran untuk setidaknya mengambil jenazah agar tidak tertinggal di jalan. Mereka perlu dikuburkan,’’ tutur perempuan itu.

Beberapa orang menyatakan, mereka melihat seorang pria tengah berjalan dan pria itu lantas ditembak tepat di kepala oleh sniper yang membidik dari sebuah menara. Beberapa orang kemudian berhasil mengambil jenazahnya.

Kondisi mengenaskan terus dialami warga Palestina. Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebutkan, berbagai kondisi sangat mengerikan terjadi di sekolah yang dikelola PBB di Gaza.

Di sebuah sekolah yang menjadi lokasi pengungsian 14 ribu warga sipil di Deir el-Balah, Gaza Tengah, bantuan makanan sulit terdistribusikan. Juru Bicara UNRWA Louise Wateridge menuturkan, penampungan itu tidak mempunyai makanan untuk didistribusikan sejak 11 Maret. Bahkan, anak-anak yang tadinya sehat kini menjadi tidak dapat dikenali karena menderita kurang gizi dan penyakit dalam kondisi parah.

’’Rekan kami menyampaikan bahwa dua orang telah meninggal di fasilitas ini karena kurangnya sanitasi dan adanya persebaran penyakit hepatitis A dan kulit,’’ ujarnya.

Dia menyebutkan, penampungan tersebut hanya memiliki 25 toilet, yang berarti 560 orang berbagi satu toilet. Itu pun tanpa produk kebersihan dan kekurangan air karena kekurangan bahan bakar untuk memompa air dari sumur.

Di Tepi Barat, kondisi mengenaskan juga terus terjadi. Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa menuturkan, Israel terus menargetkan kamp-kamp pengungsi dalam serangannya. Hal itu merujuk berbagai serangan yang terjadi di kamp pengungsi di Jenin, Tulkarem, Nablus, dan lokasi lain di Tepi Barat.

’’Kamp pengungsi kami mengalami kerusakan besar. Kami menanggapi hal ini dengan serius bukan hanya karena hal ini berdampak pada cara hidup masyarakat dan kehidupan mereka, melainkan karena kami merasa ada upaya menyasar kamp-kamp pengungsi,’’ ujarnya.

Mustafa juga menyebutkan aksi ilegal perluasan permukiman Israel. Permukiman Israel merupakan hambatan terbesar bagi terbentuknya negara Palestina. Hal itu melanggar hukum internasional. ’’Bagi kami, permukiman tersebut adalah kebalikan dari negara Palestina dan solusi dua negara,’’ ujarnya saat berpidato di Kementerian Luar Negeri Palestina. (dee/c12/bay)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Sumber: Jawapos

Rekomendasi

Terkini

X