kalimantan-barat

Pengusaha di Kalbar Berharap Status Bandara Internasional Supadio Kembali

Selasa, 27 Agustus 2024 | 11:45 WIB
Bandara Supadio

Para pengusaha travel umrah dan haji di Kalimantan Barat berharap agar Bandara Supadio di Pontianak segera kembali dinaikkan statusnya menjadi bandara internasional.

Para pengusaha menilai, peningkatan status ini sangat penting untuk memudahkan akses masyarakat dalam melaksanakan ibadah ke tanah suci, Mekkah. Para pengusaha travel umrah dan haji di Kalimantan Barat menyampaikan keluhan ini saat bertemu Syarif Abdullah Alkadrie, anggota Komisi V DPR RI. Kondisi ini berdampak akses penerbangan bagi para jemaah haji dan umrah. Hadir juga Kasi Haji Kanwil Kemenag Kalbar dan perwakilan dari Dinas Perhubungan Kalbar untuk membahas status Bandara Supadio yang baru-baru ini mengalami penurunan status dari bandara internasional menjadi bandara domestik.

Rafli Al Anshori, Sekretaris Forum Kolaborasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (FKPPIU) Kalimantan Barat mengatakan penutupan layanan penerbangan internasional di Bandara Supadio telah mengakibatkan kesulitan bagi para jamaah. Sejak Bandara Supadio kehilangan status internasionalnya, para calon jamaah umrah dan haji menghadapi kendala besar dalam mengatur perjalanan.

"Dengan tidak adanya penerbangan internasional langsung dari Pontianak, jamaah harus melakukan perjalanan panjang ke Jakarta atau kota lain terlebih dahulu. Ini tentu menambah beban waktu dan biaya bagi mereka," jelas Rafli.

Lanjut Rafli, kondisi itu tidak hanya menambah waktu dan biaya perjalanan, tetapi juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi jamaah, terutama yang berusia lanjut.
"Harapan kami Bandara Supadio kembali melayani penerbangan internasional. Ini sangat penting untuk memudahkan akses bagi masyarakat Kalimantan Barat yang ingin melaksanakan ibadah umrah dan haji," Rafli.

Rafli mencontohkan saat situasi sebelum Covid-19. Masih ada pilihan pesawat serta rute bagi para pelaku usaha untuk membawa jemaah. Para jemaah tidak harus transit ke Jakarta untuk terbang ke Jeddah. Pilihan lainnya bisa ke Kuala Lumpur, atau Singapura.

“Jadi pilihan pesawatnya banyak dan harga lebih terjangkau. Sementara penerbangan domestik kita termasuk yang termahal,” kata Rafli. "Kami berharap pemerintah dan otoritas terkait dapat segera mengambil langkah-langkah untuk membuka kembali layanan penerbangan internasional di Bandara Supadio," tambah Rafli.

Anggota Komisi V DPR RI Syarif Abdullah Alkadrie mendukung agar bandara tersebut kembali naik status menjadi bandara internasional. Hal ini pun sudah pernah disampaikan ke Kementerian Perhubungan, agar Bandara Supadio kembali melayani penerbangan internasional.

“Untuk perkara ini sudah kami minta berkali-kali dengan Kementerian Perhubungan agar dibuka, Bandara Supadio layak untuk mendarat pesawat yang lebar (Internasional),” kata Abdullah sebagaimana disampaikan di media sosialnya. 

Lanjut Abdullah, jika tidak memungkin membuka akses secara luas, Kementerian Perhubungan bisa membuka rute penerbangan ke Malaysia (Kuching). Pertimbangannya karena masih banyak masyarakat Kalimantan Barat yang berobat ke Malaysia (Kuching).
“Harus memaklumi bukan karena tidak ada rasa nasionalisme, karena dalam kondisi keterbatasan. Sementara biaya di Serawak lebih murah,” kata Abdullah.

Abdullah menambahkan pihaknya akan terus mendorong agar pemerintah menaikkan kemblai status Bandara Supadio menjadi Bandaran Internasional. Sementara itu Bandara Supadio sebelumnya telah melayani beberapa rute internasional seperti ke Malaysia dan Arab Saudi. Namun, sejak pandemi COVID-19 dan berbagai kebijakan terkait, layanan penerbangan internasional di bandara ini mengalami penutupan. (mse)

 

Tags

Terkini