Puncak arus mudik Lebaran 2025 diprediksi terjadi pada H-3 atau 28 Maret 2025. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pemudik untuk lebih waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat mengganggu kelancaran perjalanan.
Pentingnya kesiapan pemudik dalam menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu. Berdasarkan informasi iklim dasarian terkini Provinsi Kalimantan Barat, analisis dasarian III yakni tanggal 21-30 Maret 2025 secara umum diprediksi kategori Menengah dengan curah hujan berkisar antara 50-150 mm/das.
Supriadi, Prakirawan BMKG Kalbar mengingatkan masyarakat untuk waspada potensi hujan ringan hingga lebat yang berpotensi terjadi pada Sabtu (22/3).
Baca Juga: Banjir di Kalbar, di 4 Kabupaten Debit Air Masih Terus Naik
"Terdapat daerah belokan angin sehingga esok hari (hari ini,red) kami perkirakan terdapat hujan yang merata di seluruh wilayah Kalimantan Barat dengan intensitas ringan hingga lebat," ungkapnya.
Masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan karena hujan yang terjadi dapat disertai guntur, kilat, petir dan angin kencang. Untuk indeks kemudahan kebakaran hutan dan lahan dalam kategori aman, namun perlu diwaspadai pada tanggal 27 hingga 28 Maret 2025 karena sebagian besar wilayah berada dalam kondisi mudah hingga sangat mudah terbakar.
Cuaca merupakan salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi keselamatan perjalanan mudik. BMKG dalam laman resminya mengimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini sebelum berangkat, terutama bagi mereka yang menggunakan kendaraan pribadi.
Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, periksa tekanan ban, fungsi lampu, serta kesiapan peralatan darurat seperti ban cadangan dan alat komunikasi. Jika hujan lebat terjadi, sebaiknya menunda perjalanan dan mencari tempat berlindung yang aman. Jangan memaksakan perjalanan dalam kondisi cuaca buruk.
BMKG mencatat bahwa cuaca ekstrem yang terjadi sebelumnya dipicu oleh beberapa gangguan atmosfer, termasuk sirkulasi siklonik di beberapa perairan Indonesia, aktifnya madden-julian oscillation, serta gelombang atmosfer Rossby Ekuator dan Kelvin. Kombinasi faktor ini memperkuat pertumbuhan awan hujan, sehingga meningkatkan potensi hujan lebat hingga ekstrem dalam sepekan ke depan.
Pemudik diharapkan lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan banjir dan longsor. Faktor lain seperti anomali suhu muka laut yang lebih hangat di sekitar perairan Indonesia, mengakibatkan adanya penambahan kandungan uap air di atmosfer, sehingga semakin memperbesar potensi pertumbuhan awan hujan. (mrd/mse)