Menjelang Idulfitri, warga di beberapa daerah di Kalimantan Barat (Kalbar) masih harus menghadapi banjir yang belum surut sepenuhnya. Kepala Satuan Tugas (Satgas) Informasi Bencana BPBD Kalbar, Daniel, mengungkapkan bahwa hingga Kamis (27/3), banjir masih terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu dan Sintang, meskipun beberapa titik di daerah tersebut sudah mulai kering.
"Artinya, ada beberapa tempat di Kapuas Hulu, dan Sintang itu sudah kering, tapi ada yang masih banjir," ujar Daniel.
Baca Juga: Sudah Dilarang, Adu Layangan Menjadi Sumber Keresahan di Pontianak
Berdasarkan data BPBD Kalbar, bencana banjir telah melanda tujuh kabupaten, yaitu Landak, Sanggau, Kubu Raya, Ketapang, Melawi, Kapuas Hulu, dan Sintang. Secara keseluruhan, ada 112 desa di 21 kecamatan yang terdampak, dengan jumlah korban mencapai 27.974 kepala keluarga atau 87.363 jiwa. Selain itu, sebanyak 11.037 unit rumah ikut terendam air.
Meski genangan air masih tinggi di beberapa titik, warga di Kapuas Hulu dan Sintang cenderung tidak mengungsi ke tempat yang disediakan. Mereka memilih bertahan di rumah masing-masing karena banjir yang terjadi bukanlah hal baru bagi mereka.
“Jadi mereka sudah beradaptasi dengan membuat rumah panggung di dalam rumah sendiri, sehingga mereka tidak mengungsi,” jelas Daniel. Namun, kondisi ini menjadi tantangan bagi petugas dalam menyalurkan bantuan makanan siap saji. “Kita harus mencari tahu alamat mereka satu per satu agar tidak ada yang terlewat,” tambahnya.
Ketinggian banjir di dua daerah ini masih cukup signifikan. Di Sintang, air mencapai ketinggian 80 sentimeter, sementara di Kapuas Hulu, ketinggian banjir juga berkisar di angka yang sama.
Menjelang Idulfitri, warga berharap banjir bisa segera surut agar mereka bisa merayakan hari raya dengan tenang. Namun, BMKG memperkirakan curah hujan tinggi masih akan terjadi di Kalbar hingga April 2025.
"Kami mengimbau warga untuk tetap waspada, tetapi tidak panik. Kami berharap banjir segera surut supaya masyarakat bisa berlebaran dengan nyaman," ujar Daniel.
Ia juga menekankan pentingnya pendataan korban terdampak secara akurat. “Jangan hanya suasana banjirnya yang diviralkan, tetapi segera data siapa saja yang terdampak, dan laporkan ke pemerintah desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Data ini penting agar bantuan bisa diberikan dengan tepat,” tegasnya.
Sementara itu, pemerintah daerah dan BPBD terus berupaya memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak, dan memastikan distribusi logistik berjalan lancar.(bar)