kalimantan-barat

Atasi Pendangkalan Sungai Kapuas, Wakil Gubernur Kalbar Ingin Beli Kapal Keruk

Kamis, 24 April 2025 | 11:00 WIB
Sejumlah kapal sedang lepas jangkar di Sungai Kapuas untuk menunggu aktivitas bongkar muat. Kondisi alur Sungai Kapuas yang dangkal cukup berpengaruh pada aktivitas pelayaran. (HARYADI/PONTIANAk POST)

Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, mengungkapkan rencana besar untuk membeli kapal keruk demi mengatasi pendangkalan alur Sungai Kapuas.

Langkah ini diambil karena kondisi muara sungai yang semakin dangkal hanya tersisa jalur masuk dan lebarnya sekitar puluhan meter saja serta sudah mengganggu aktivitas pelayaran.

Krisantus menilai Pelindo tidak mampu fokus menangani masalah ini, sehingga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalbar harus mengambil alih. “Saya ingin beli kapal keruk agar kita bisa kelola sendiri. Tidak perlu pakai APBD. Saya sudah kenal pengusaha lokal yang siap menalangi pembelian kapal ini,” ujar Krisantus dengan nada optimis.

Baca Juga: Pegawai RSJ Kalbar di Singkawang Disiram Air Keras oleh Orang Tak Dikenal, Begini Kronologinya

Ia menambahkan bahwa kapal tersebut nantinya akan dimiliki bersama oleh pemerintah dan para pengusaha lokal melalui sistem saham. Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan bahwa kapal keruk, tak hanya berfungsi membersihkan alur sungai, tetapi juga menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Caranya, setiap kapal yang masuk ke Pelabuhan Dwikora Pontianak akan dikenakan retribusi.

Model serupa telah berhasil diterapkan di perairan Sulawesi dan Palembang, yang memiliki potensi ekonomi besar dari hasil tambang seperti bauksit dan sawit.
“Di Palembang saja, mereka punya Sungai Musi yang panjangnya hampir sama dengan Sungai Kapuas. Mereka bisa memperoleh PAD dari kapal keruk. Mengapa Kalbar tidak bisa?” tegasnya.

Krisantus menegaskan bahwa ia lebih memilih bekerja sama dengan pengusaha lokal dibandingkan bergantung pada Pelindo. Menurutnya, kolaborasi ini akan memberikan manfaat ganda. Selain mampu mengatasi pendangkalan alur sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

“Kalbar punya banyak pengusaha hebat. Mereka bisa terlibat langsung dengan menyediakan kapal untuk mengangkut hasil alam dan tambang. Ini investasi jangka panjang untuk Kalbar,” imbuhnya.

Saat ini, pendangkalan Sungai Kapuas telah mencapai titik kritis. Hanya tersisa lebar jalur 70 meter yang bisa dilalui kapal-kapal besar. Krisantus menilai situasi ini sangat menghambat distribusi barang dan logistik di wilayah Kalbar. Oleh karena itu, keberadaan kapal keruk dinilai sebagai solusi strategis untuk memperdalam alur sungai dan meningkatkan efisiensi transportasi air.

Rencana ini bukan sekadar wacana. Krisantus berkomitmen segera merealisasikan pembelian kapal keruk dengan dukungan penuh dari pengusaha lokal. Ia yakin langkah ini akan membawa Kalbar menuju kemajuan ekonomi yang lebih baik, sekaligus menjadikan Sungai Kapuas sebagai aset strategis daerah.

“Kalbar harus mandiri. Kita punya potensi besar, tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik. Kapal keruk adalah langkah awal untuk mewujudkan itu,” pungkas Krisantus. (den)

 

Tags

Terkini