Akibat kabut tebal yang menyelimuti kawasan Bandara Internasional Supadio Pontianak pada Selasa (10/6) pagi, satu penerbangan Super Air Jet dengan nomor IU-682 rute Jakarta–Pontianak terpaksa dialihkan (divert) ke Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
General Manager PT Angkasa Pura Indonesia Bandara Supadio, Muhamad Iwan Sutisna, membenarkan adanya pengalihan pendaratan pesawat tersebut. Dia menjelaskan keputusan tersebut diambil demi menjaga keselamatan penerbangan, karena jarak pandang (visibility) yang sangat terbatas di kawasan bandara Supadio pada saat itu.
"Iya benar, data yang kami terima dari BMKG Supadio pada pukul 06.00 WIB mencatat jarak pandang hanya sekitar 150 meter, akibat awan rendah yang berada di ketinggian 200 feet atau di bawah 70 meter, serta kabut tebal. Dengan kondisi ini, pilot memutuskan untuk divert ke Pangkalpinang demi keselamatan penerbangan," jelas Iwan kepada wartawan, Selasa siang (10/6) di Sungai Raya.
Menurutnya, faktor cuaca memang menjadi salah satu pertimbangan utama dalam prosedur keselamatan penerbangan. Apabila visibilitas di bawah batas minimum yang ditentukan, maka opsi divert atau pengalihan pendaratan merupakan langkah yang harus diambil oleh pilot dan maskapai.
"Ini adalah tindakan standar dalam dunia penerbangan sipil. Keselamatan penumpang dan awak pesawat menjadi prioritas utama. Setelah kondisi membaik, pesawat bisa kembali ke tujuan awal atau dilakukan pengaturan lebih lanjut oleh maskapai," tambahnya, seraya mengatakan saat ini jarak pandang di Bandara Internasional Supadio Pontianak sudah kembali normal. (ash)