kalimantan-barat

Wagub Kalbar Sebut Kalbar Bukan Objek Pengerukan, Krisantus: Makmurkan Juga Masyarakatnya

Rabu, 25 Juni 2025 | 11:00 WIB
Krisantus Kurniawan, Wakil Gubernur Kalbar.

PONTIANAK - Teguran keras datang dari Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, yang menyasar sejumlah perusahaan yang beroperasi di wilayah Kecamatan Subah, Kabupaten Sambas.

Dalam pernyataannya yang tegas dan lugas, ia menegaskan bahwa kehadiran perusahaan bukan untuk menjarah sumber daya alam tanpa memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar.

“Kami (Kalbar) tidak akan bangkrut kalau kalian angkat kaki. Ingat itu,” ucapnya dengan nada lantang. Krisantus menegaskan bahwa Kalimantan Barat bukan hanya sebagai objek eksploitasi, tetapi juga subjek pembangunan. Wilayah ini adalah rumah rakyat, bukan ladang bisnis semata tanpa tanggung jawab sosial.

17 Perusahaan Diingatkan: CSR Harus Terasa di Desa

Wagub Krisantus mengungkapkan keprihatinannya setelah mendengarkan keluhan dari para kepala desa di Subah. Kontribusi perusahaan kepada desa-desa dinilai masih sangat minim. Dari belasan perusahaan, ada yang hanya menyumbang Rp200 ribu untuk desa, ketika melakukan kegiatan penting bagi masyarakat.

“Saya himbau kepada 17 perusahaan yang ada di Kecamatan Subah, tingkatkan kepedulianmu. Alam Subah bukan tempat dikeruk dan dibawa lari. Kekayaan yang didapat harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran masyarakat setempat,” tegas Krisantus.

Ia bahkan menjanjikan kunjungan langsung ke Kecamatan Subah untuk memastikan komitmen perusahaan dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Bagi perusahaan yang benar-benar membantu masyarakat, Wagub menegaskan pemerintah daerah akan melindungi operasional mereka.

“Tapi kalau tidak membantu, jangan heran kalau kami juga tak ambil pusing. Ini lahan masyarakat kami, wilayah masyarakat. Anda hanya numpang berinvestasi,” tandasnya.

Yang diinginkan oleh pemerintah daerah dan masyarakat adalah adanya dampak nyata dari keberadaan perusahaan, seperti penyerapan tenaga kerja lokal, peningkatan ekonomi desa, hingga pertumbuhan ekonomi di tingkat kecamatan.

“Jangan main-main dengan CSR. Jangan bohongi masyarakat. Kami tak segan-segan menutup operasi perusahaan yang hanya mengeruk keuntungan tanpa peduli pada warga sekitar,” kata Krisantus. (*)

 

Terkini