PONTIANAK – Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, M. Isya dari Fraksi Demokrat, menyoroti serius fenomena pasang rob yang kembali melanda sejumlah wilayah Kalbar dalam beberapa hari terakhir. Ia menegaskan bahwa kondisi ini harus menjadi peringatan keras bagi pemerintah agar tidak lagi membuka izin baru yang berpotensi memperparah kerusakan lingkungan dan ekosistem.
Menurut Isya, penebangan hutan secara masif yang berlangsung bertahun-tahun telah memberikan dampak nyata, yang kini mulai dirasakan di Kalimantan Barat.
“Kita mengimbau kepada pemerintah supaya jangan lagi membuka peluang HPL atau izin baru, karena tutupan hutan Kalbar sudah kritis. Sudah cukup,” tegas Isya, Senin (8/12).
Isya merujuk pada serangkaian bencana besar yang melanda wilayah lain seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Aceh, sebagai contoh nyata akibat kerusakan lingkungan. “Pembabatan hutan yang membabi buta itu akhirnya berdampak pada masyarakat. Kita sudah lihat sendiri saudara-saudara kita di Sumatera sana mengalami musibah luar biasa,” ujarnya.
Ia menilai, bencana hidrometeorologi tersebut harus menjadi pelajaran penting, terutama agar pemerintah daerah lebih ketat dan selektif dalam mengeluarkan izin pemanfaatan ruang dan hutan.
Pasang Rob Semakin Tinggi dan Sering
Isya menambahkan, Kalimantan Barat kini secara langsung mulai merasakan dampak lingkungan berupa pasang rob yang semakin tinggi dan frekuensinya semakin sering terjadi.
“Ini bukan sekadar fenomena alam biasa. Kita sudah terkena dampaknya. Air pasang semakin hari semakin meninggi,” katanya.
Ia mengingatkan masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah rendah dan dekat bantaran sungai, untuk meningkatkan kewaspadaan. Risiko banjir akan sangat besar jika pasang air laut terjadi bersamaan dengan hujan lebat.
“Kalau air pasang terjadi malam hari dan berbarengan dengan hujan deras, kondisi bisa lebih parah. Jadi masyarakat harus siap dan berhati-hati,” imbaunya.
Legislator tersebut berharap Kalbar tidak perlu mengalami bencana besar terlebih dahulu agar pemerintah dan masyarakat menyadari pentingnya menjaga hutan dan ekosistem. “Kami semua berharap Kalbar tidak mengalami bencana seperti di Sumatera. Mudah-mudahan daerah kita dijauhkan dari musibah besar,” tutupnya.(den)