• Minggu, 21 Desember 2025

Awalnya Kewalahan, BPBD Kalsel Kini Mulai Kuasai Karhutla Berkat Bantuan Helikopter dan Hujan Buatan

Photo Author
- Kamis, 21 Agustus 2025 | 12:30 WIB
HELI PATROLI: Satu heli patroli sudah tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru sejak Senin (11/8/2025). Tiga heli lagi menyusul, dua di antaranya heli water bombing.
HELI PATROLI: Satu heli patroli sudah tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarbaru sejak Senin (11/8/2025). Tiga heli lagi menyusul, dua di antaranya heli water bombing.

PROKAL.CO, BANJARMASIN- Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) yang sempat kewalahan kini mulai tertangani. Plt Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, mengakui bahwa sebelum ditetapkannya status siaga darurat, banyak titik api di area perkebunan dan pertambangan yang sulit dijangkau tim Satgas.

Namun, situasinya berubah drastis setelah adanya bantuan helikopter water bombing dari BNPB. Bantuan ini memungkinkan penanganan kebakaran di kawasan-kawasan terpencil. Selain itu, hujan deras yang turun beberapa hari terakhir juga sangat membantu memadamkan api.

Baca Juga: Kalsel Tempati Peringkat 6 Karhutla Terluas di Indonesia, Ribuan Hektare Lahan Terdampak

Rifai mengungkapkan bahwa hujan tersebut sebagian besar merupakan hujan kiriman hasil modifikasi cuaca yang dilakukan oleh provinsi tetangga, seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. "Ada kemungkinan, awannya bergerak ke Kalsel, sehingga hujan yang turun selama ini cukup tinggi," sebutnya. Hujan yang turun secara signifikan ini sangat berpengaruh menekan Karhutla, memberikan harapan besar bagi upaya penanganan yang lebih efektif.

Kompak dengan Provinsi Tetangga Perangi Karhutla

Menanggapi kondisi darurat Karhutla, Badan Meteorologi Klimatologi dan Giofisika (BMKG) Kalsel memulai Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) atau hujan buatan sejak 14 Agustus 2025. Inisiatif yang dibiayai oleh Kementerian Lingkungan Hidup ini menjadi langkah proaktif pemerintah daerah untuk mempercepat penanganan Karhutla.

Plt Kepala BPBD Kalsel, Gusti Yanuar Noor Rifai, menjelaskan bahwa dalam pelaksanaannya, setiap dua hari sekali ditaburkan 800 kilogram garam di awan yang berpotensi hujan. Hujan yang telah turun belakangan ini juga diduga merupakan hasil dari modifikasi cuaca yang dilakukan provinsi tetangga, seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.

"Kedua provinsi tersebut, lebih dulu melakukan modifikasi cuaca. Ada kemungkinan, awannya bergerak ke Kalsel," sebutnya. Kerjasama regional ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan Karhutla tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus melibatkan sinergi antarprovinsi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Program OMC ini akan terus berlanjut hingga musim kemarau berakhir, namun akan disetop sementara jika intensitas hujan sudah cukup sering. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X