• Minggu, 21 Desember 2025

Kemunculan Ikan Mirip Louhan di Waduk Riam Kanan Bikin Resah, Diduga Hibrida Non-Lokal, Dikhawatirkan Mengganggu Ekosistem Ikan Lokal

Photo Author
- Rabu, 12 November 2025 | 10:30 WIB
Plt Kabid Perikanan Tangkap DKPP Banjar, Bandi Chairullah saat mendata pembudidaya ikan air tawar di sepanjang Sungai Riam Kanan beberapa waktu lalu (BANDI UNTUK RADAR BANJARMASIN)
Plt Kabid Perikanan Tangkap DKPP Banjar, Bandi Chairullah saat mendata pembudidaya ikan air tawar di sepanjang Sungai Riam Kanan beberapa waktu lalu (BANDI UNTUK RADAR BANJARMASIN)

 

MARTAPURA — Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Banjar mulai melakukan penelusuran intensif menyusul keluhan nelayan Waduk Riam Kanan, Kecamatan Aranio, mengenai menurunnya hasil tangkapan. Keluhan ini disinyalir akibat kemunculan ikan yang secara fisik menyerupai louhan di perairan waduk.

Plt Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKPP Banjar, Bandi Chairullah, menegaskan bahwa pihaknya belum dapat memastikan ikan tersebut adalah louhan (Amphilophus hybrid). Namun, berdasarkan ciri fisik yang dilaporkan warga, ikan tersebut untuk sementara dikategorikan sebagai hibrida non-lokal.

“Setelah kami baca pemberitaannya, kami belum bisa menyimpulkan bahwa itu louhan. Bentuknya memang mirip, tetapi sementara kami sebut hibrida non-lokal,” jelas Bandi, Selasa (11/11).

Diduga Hasil Kawin Silang Nila

Bandi menjelaskan secara teori, terdapat kemungkinan bahwa ikan yang ditemukan warga merupakan hasil perkawinan silang antara ikan nila budidaya yang lepas dari keramba dengan ikan non-lokal lainnya.

“Bisa jadi itu ikan hasil kawin silang nila yang lepas dari keramba. Secara bentuk menyerupai louhan, tetapi secara genetik berbeda,” paparnya. Ia juga menambahkan, ikan louhan asli merupakan ikan hias bernilai tinggi dan jarang dilepas ke alam bebas.

Lebih lanjut, Bandi memastikan bahwa jika pun terjadi perkawinan silang antara louhan dan nila, keturunannya umumnya mandul dan tidak akan mampu berkembang biak. "Artinya, tidak ada perkembangbiakan lagi,” tegasnya.

Ancaman bagi Ikan Lokal

Keluhan ini pertama kali disuarakan oleh para nelayan Liang Toman. Mereka menduga ikan agresif ini menjadi penyebab utama menurunnya populasi dan hasil tangkapan ikan lokal seperti nila, sepat, dan betok.

Menanggapi hal ini, DKPP Banjar tidak ingin berasumsi dan akan segera bertindak. Bandi menilai laporan warga perlu ditindaklanjuti serius karena kemunculan ikan dengan sifat agresif dikhawatirkan mengganggu ekosistem perairan.

“Kami akan kirim tim teknis untuk mengecek langsung dan mengumpulkan sampel. Kalau ada warga yang dapat, segera bawa ke kantor untuk diidentifikasi,” ujar Bandi, sambil mengingatkan masyarakat agar tidak mencoba melepas atau membesarkan ikan louhan di area waduk. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB
X