kalimantan-selatan

Didemo, Diminta Duduk di Aspal, Wajah Anggota Fraksi Partai Gerindra ini Memerah

Selasa, 10 September 2019 | 11:27 WIB

BANJARMASIN – Wajah Lutfi Syaifuddin langsung memerah. Emosi anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD Kalsel sempat tak terkontrol, lantaran mahasiswa meminta dirinya untuk duduk lesehan di aspal di siang hari pelantikan.

Lutfi bersikukuh tak mau menuruti permintaan mahasiswa yang memintanya agar duduk untuk mendinginkan suasana. Sebelumnya, mahasiswa bersama ormas menggelar aksi di depan Rumah Banjar.

Massa yang berjumlah sekitar seratusan, meminta kepada seluruh anggota dewan yang dilantik kemarin untuk menemui mereka. Namun, yang turun ke luar hanya empat orang. Diataranya, Lutfi dan Ketua DPRD Kalsel sementara, Supiah HK.

Usai anggota ormas menyampaikan aspirasi, giliran mahasiswa yang mengambil pengeras suara. Belum lagi berorasi, mereka sudah beradu mulut. Pasalnya, mahasiswa meminta kepada anggota dewan yang baru dilantik ini untuk duduk lesehan di aspal.

Para perwakilan anggota dewan ini bersikukuh tak mau menuruti permintaan mahasiswa. Alasan mereka adalah, pihaknya hanya menerima aspirasi yang ingin disampaikan. Bukan sampai duduk lesehan di atas aspal.

“Kalian ini menyampaikan aspirasi, atau menyuruh, memerintah kami duduk, saya menanyakan?” kata Supian HK yang diwarnai sorakan kecewa demonstran.

Mahasiswa terlihat tak terima lantaran permintaan mereka tak dituruti. Hingga Lutfi yang berada di samping Supian sempat terpancing emosinya. Lutfi sempat mengacungkan jarinya ke mahasiswa.

Dengan nada tinggi dan muka memerah, Lutfi meminta kejelasan instruksi duduk di atas aspal itu. “Apa bedanya kami duduk di sini, Kamu mahasiswa harus beradab,” tegas Lutfi.

--

Bisa ditebak, kericuhan dan aksi saling dorong pun tak terelakkan. Lutfi dan Supian HK langsung meninggalkan massa untuk masuk kembali ke rumah Banjar dengan pengawalan ketat aparat.

Usai ditinggalkan, massa semakin beringas. Aksi dorong semakin memanas. Untungnya, aparat keamanan tak terpancing. “Kami cuma minta duduk, mereka menolak. Kami ini adalah wakil mereka,” koar koordinator aksi, Rudy Wahyudi.

Dia berkilah, maksud permintaan duduk sama-sama tersebut bukan bertujuan merendahkan jabatan wakil rakyat. Melainkan hanya untuk mendinginkan suasana dan memudahkan dialog saat penyampaian aspirasi.

Secara simbolik, mahasiswa ingin menyerahkan korek telinga, tolak angin, dan kembang. Korek telinga ini disimbolkan agar wakil rakyat tak segan mendengarkan aspirasi dan masukan dari masyarakat.

Sementara, tolak angin dimaknai, agar wakil rakyat yang duduk di kursi empuk dewan tak kemasukan hal-hal yang membuat rakyat dirugikan. Sedangkan kembang, dimaknai untuk selalu mengharumkan suara rakyat yang sudah mempercayakan jabatan kepada mereka.

--

Halaman:

Tags

Terkini

Kabupaten Banjar Sumbang Kasus HIV Tertinggi di Kalsel

Jumat, 12 Desember 2025 | 11:10 WIB