Bunuh diri erat kaitannya dengan kondisi kesehatan jiwa atau kesehatan mental. Baik itu emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang. Dekan Fakultas Psikologi di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Ceria Hermina menjelaskan sejumlah faktor seseorang bisa mengalami gangguan kesehatan mental.
Seperti pernah mengalami tindakan pelecehan di usia dini. Mengalami kecemasan yang berlebihan. Stres berat dalam jangka waktu lama tanpa adanya penanganan. "Mengalami perundungan (bullying), mengalami kekerasan dalam rumah tangga, atau akibat pola asuh yang salah," ucapnya, (15/5).
Baca Juga: Kekerasan Anak PAUD, Oknum Guru Jadi Tersangka
Dari berbagai kondisi tersebut, kejiwaan seseorang menurutnya bisa saja terganggu. Paling parah, munculnya gejala menyakiti diri sendiri, hingga berujung pada niat ingin bunuh diri.
Ceria mengungkap ciri-ciri seseorang yang hendak melakukan aksi tersebut. Menurutnya, itu dapat dilihat dari kepribadian yang cenderung menutup dan menarik diri dari orang lain.
Kemudian, ditunjang dengan perilaku merusak diri. Seperti menggunakan narkoba, atau penyalahgunaan zat adiktif lainnya. "Menjadi peminum alkohol secara berlebihan atau pemabuk. Melukai diri sendiri, dan sengaja melakukan tindakan berbahaya atau sembrono," tuturnya.
Tidak hanya itu, ada pula ciri-ciri lainnya. Cenderung membicarakan keinginannya untuk bunuh diri. Hingga mengucapkan perpisahan kepada kerabat dekatnya.
Bila sudah seperti ini, Ceria menyarankan agar kita bisa melakukan pendekatan. Merangkul yang bersangkutan. "Tanyakan apa persoalan yang sedang dihadapi. Dengan catatan, hindari pertanyaan yang bersifat menghakimi," pesannya.
"Berikan ruang dengar untuk mereka, tumbuhkan rasa aman," tambahnya. Apabila keadaan darurat, seperti sudah sampai pada melukai dirinya sendiri, lakukan pertolongan pertama. Segera panggil ambulans. "Cari bantuan profesional," tekannya.
Ceria menjelaskan, hampir seluruh usia memungkinkan dan berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. "Namun mengacu praktiknya, mayoritas justru menimpa usia remaja akhir dan usia dewasa tengah," ungkapnya. Ia juga membeberkan, bahwa kondisi mental anak zaman sekarang butuh perhatian serius.
"Generasi sekarang, bila ada sedikit masalah, mentalnya sudah langsung down," ujarnya. Untuk itu, ia menekankan hendaknya semua orang sudah harus sadar terkait perubahan yang terjadi dengan mentalnya.
Ceria lantas menyebut jenis-jenis penyakit mental yang sering dialami. Contohnya, Obsessive Compulsive Disorder (OCD), bipolar, kecemasan berlebih, gangguan kepribadian, hingga depresi. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam untuk mengurangi atau menghindari gangguan kesehatan mental itu.
Misalnya, keluar dari lingkungan toxic, atau jauhi mereka yang menebarkan hal negatif di sekitarnya. "Kemudian, berpikir dan berikan selalu afirmasi positif untuk diri sendiri," sarannya.