Ketenteraman di Jalan Tidar IV, Kecamatan Baamang, mendadak pecah pada Sabtu (6/9/2025) siang. Warga yang sedang beraktivitas terkejut menyaksikan keributan tak biasa, ketika seorang remaja beradu pukul dengan ayah tirinya di tengah jalan. Perkelahian tersebut sontak menyita perhatian. Beberapa orang yang melintas pun segera turun tangan untuk melerai.
“Saat kejadian, kebetulan kami lewat. Setelah dicek, ternyata yang berkelahi itu ayah dan anak. Kami pun langsung membantu melerai,” ungkap Aji, warga Baamang, Minggu (7/9/2025). Menurut Aji, pemicu keributan sebenarnya hal sepele. Remaja berusia 17 tahun berinisial F awalnya meminta bantuan sang ayah tiri berusia 60 tahun untuk mengurus sepeda motor milik temannya yang terkena razia. Sang ayah mengaku memiliki kenalan yang bisa menolong.
Namun, karena tak kunjung ada kepastian, F mulai mendesak. Situasi pun memanas hingga berujung adu mulut, lalu berubah menjadi perkelahian fisik. Tak ayal, keributan itu membuat warga berkerumun. Sebagian mencoba menenangkan, sementara yang lain hanya menonton dengan wajah tegang.
“Mungkin saja ada masalah lain yang memperburuk keadaan, tapi awalnya memang hanya karena itu. Tiba-tiba saja mereka saling pukul,” tambah Aji. Keadaan semakin genting saat keduanya sempat mengacungkan senjata tajam. Beruntung, warga sigap mengamankan situasi, dan tidak lama kemudian aparat Polsek Baamang tiba di lokasi. Baik ayah maupun anak tiri langsung dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Meski sempat menegangkan, kasus tersebut akhirnya tidak dilanjutkan ke jalur hukum. Polisi memilih menyelesaikannya secara kekeluargaan, mengingat keduanya masih memiliki hubungan dekat dalam satu rumah tangga.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bahwa ledakan emosi hanya akan memperkeruh keadaan, terutama jika terjadi dalam lingkup keluarga. Persoalan kecil yang semestinya bisa diselesaikan dengan komunikasi, justru bisa berkembang menjadi keributan besar dan merugikan banyak pihak. (sir)