kalimantan-tengah

Kembangkan Jagung Hibrida, Mampu Dongkrak Produksi Jagung Kalteng

Sabtu, 13 Juli 2019 | 15:49 WIB

Kebanyakan para petani, lanjut Sutarno, jarang mencapai kadar air 17 persen dan hanya mencapai  24 persen. Apabila sudah memasuki masa panen, 180 petani yang dibinanya akan menyetorkan hasil panennya, lalu kemudian dapat diuangkan.

”Dari petani, harga jagung hibrida pipilan bisa berkisar Rp 3.200 per kilogram. Saya hanya mengambil keuntungan Rp 100 rupiah per kilogramnya. Keuntungan petani bersihnya sudah mencapai Rp 13 juta per hektare sekali panen dan nanti dipotong dengan pinjaman modalnya,” ujarnya.

Dari hasil panen tersebut, tugas Sutarno menyetorkannya ke pihak perusahaan di Desa Banyu Ireng, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

”Pengiriman hasil panen dalam bentuk jagung hibrida pipilan biasanya satu minggu bisa sampai 4-5 kali pengiriman dengan rata-rata pengiriman 8 ton truk tetapi kalau pakai fuso bisa muat 16 ton,” ujar Sutarno yang memiliki 16 karyawan ini.

Lebih lanjut Sutarno mengatakan, menjadi petani tidak selalu berjalan mulus. Penghasilannya kadang mengalami kenaikan dan penurunan, tergantung faktor alam. ”Kalau sudah musim kemarau, pasti berdampak pada petani. Tidak hanya jagung, tetapi hampir semua jenis tanaman,” ujarnya.

Untuk tanaman jagung, misalnya, proses pengeringan hingga menjadi jagung pipilan saat cuaca cerah memerlukan 2-3 hari. Tetapi, jika musim hujan bisa lebih dari itu.

”Musim kemarau tidak baik untuk pertumbuhan tanah. Begitu juga kalau musim hujan. Proses pengeringan menjadi terhambat,” ujarnya.

Sutarno mengatakan, Muara Teweh sebenarnya tak hanya unggul dengan tanaman jagung hibrida, tetapi juga memiliki tanaman jenis lain, seperti selada, kakao, kelapa muda, karet, dan kelapa sawit.

”Untuk bibitnya didatangkan dari daerah lain, tetapi tetap tumbuh subur di tanah Muara Teweh,” ujarnya.

Dia berharap para petani di Barito Utara juga mengembangkan bawang merah sebagai andalan hasil pertanian. ”Saat ini bawang merah mulai diminati petani. Semoga ke depannya semakin berkembang dan menjadi hasil tani andalan setelah jagung hibrida,” katanya.

Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan, komunitas jagung merupakan hasil tani andalan di Kalteng yang terus meningkat produksinya dari tahun ke tahun. Salah satu lahan terbesar penghasil jagung hibrida berada di Batara.

”Lima tahun lalu, per tahun Kalteng hanya dapat menghasilkan 12 ribu ton. Sekarang, untuk pipilan jagung sudah mencapai 100 ribu ton lebih. Berarti meningkatnya sangat luar biasa,” kata Sugianto.

Dia mengaku itu semua berkat kerja keras petani dan dukungan penuh pemerintah daerah untuk berupaya meningkatkan hasil produksi pertanian. ”Untuk komunitas jagung yang sebelumnya belum menjadi andalan. Saat ini, berkat kerja keras petani dan bupati di Kalteng, khususnya Bupati Barito Utara, hasil produksi jagung semakin meningkat. Saya berterima kasih kepada petani yang mendukung peningkatan produksi hasil tani,” ujarnya.

Dia berharap bupati dan wali kota lainnya di Kalteng dapat mengikuti Batara dalam meningkatkan hasil produksi pertanian.

Dia mengungkapkan, Kementerian Pertanian meminta Pemprov Kalteng menyiapkan lahan 200 ribu hektare untuk pertanian, tetapi yang baru bisa tergarap hanya sekitar 50 ribu hektare.

Halaman:

Tags

Terkini