PENAJAM–Jasad Andi Muhammad Rizal (15), warga RT 001, Kelurahan Buluminung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), akhirnya ditemukan, Senin (4/2) pagi. Sebelumnya, korban yang diduga diterkam buaya muara itu sempat menghilang di Sungai Ingkur, Minggu (3/2) sekira pukul 16.00 Wita.
Jasad Rizal ditemukan warga sekira pukul 07.30 Wita. Rombongan yang terdiri Amrullah, Hendra, Mulyadi, dan Darmadi itu menjumpai jasadnya di sekitaran anak Sungai Ingkur, yang lokasinya sekitar 1 kilometer dari tempat korban menghilang.
Jasad korban ditemukan mengambang dengan kondisi telungkup tanpa mengenakan pakaian. “Posisi kaki korban terlipat, dengan luka memar di bagian tangan serta kaki,” kata Kapolsek Penajam Iptu Muhlis kepada Kaltim Post, kemarin.
Jasad Rizal kemudian dibawa ke rumah duka. Orangtua korban, Ahmadin dan Rusmaniah, menyatakan tidak bersedia tubuh anaknya dilakukan autopsi. Mereka ingin langsung dimakamkan. Namun, menurut catatan pihak kepolisian, pada tubuh korban terdapat luka memar di tangan sebelah dada bagian depan.
Tangan sebelah kanannya patah. Lalu ada goresan di punggung belakang korban. “Jasad korban juga mengeluarkan darah lewat hidung,” terang Muhlis.
Personel gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Polsek Penajam, Polairud Polres PPU, Koramil Penajam, Kelurahan Buluminung, Pemuda Pancasila, PT EastKal, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa Kelurahan Buluminung melakukan pencarian yang dibantu warga. Pencarian dihentikan pukul 22.00 Wita.
Namun, keluarga korban masih terus berupaya mencari jasad korban dengan mendatangkan pawang buaya yang berasal dari Handil, Kecamatan Muara Jawa, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dua pawang buaya tersebut adalah Bahar dan Eko yang tiba Senin (4/2) sekira pukul 02.00 Wita.
Selanjutnya, pukul 02.45 Wita mereka melakukan ritual pencarian buaya. Di lokasi jembatan tempat korban diduga diterkam buaya. Dengan harapan, korban ditemukan saat pencarian dimulai kembali.
Pagi harinya, pencarian kembali dilakukan. Sekitar pukul 07.00 Wita, empat warga setempat berinisiatif mencari korban. Menggunakan satu kelotok milik warga yang bisa digunakan mencari ikan, Minggu (3/2) hingga pukul 22.00 Wita.
Menurut keterangan saksi, Nurdiansyah, yang dihimpun pihak kepolisian, sebelumnya korban baru selesai mencari rambutan di sekitaran rumahnya. Tiba-tiba korban berkeinginan berenang di sungai di samping rumahnya. Rizal pun melompat dari atas jembatan yang jaraknya sekira 4 meter dari rumahnya.
Saat itu, kedalaman Sungai Ingkur sedang surut. Hanya setinggi pinggang orang dewasa. Dengan jarak sekira 4 meter dari daratan. Setelah korban berada di dalam air, tiba-tiba korban berteriak meminta tolong. Sontak Nurdiansyah, Ahmadin (ayah korban), dan Darmansyah (paman korban) langsung menuju sungai. Dengan maksud menolong korban, agar bisa menepi ke pinggir sungai.
Namun, karena melihat air yang biasanya jernih menjadi keruh, para saksi mengurungkan niatnya untuk menolong korban. Mereka mengaku takut karena melihat ekor buaya di permukaan sungai. Mereka pun memanggil para warga. Namun, korban sudah tak terlihat di permukaan dan tenggelam.
“Korban sempat muncul di permukaan sungai. Dengan jarak yang jauh dari daratan. Tapi, tidak lama tenggelam kembali,” ujarnya.
Diwartakan sebelumnya, Kepala Sub-Bidang (Kasubid) Logistik dan Peralatan BPBD PPU Nurlaila mengatakan, korban yang merupakan siswa kelas XI SMK 4 Waru itu diterkam buaya. Selepas bersama-sama ayah dan ibunya mencari siput sekira pukul 16.00 Wita.
Setelah itu, korban hendak menjemput adiknya, Aulia (3), yang sedang di tepi Sungai Ingkur. Tak lama setelahnya, korban yang menggunakan perahu diterkam buaya di sungai tersebut. “Adik korban selamat. Cuma kakaknya yang diterkam buaya,” pungkasnya. (*/kip/kri/k8)