• Senin, 22 Desember 2025

SORRRYYY...!! Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Kayaknya Bakal Ngga Tepat Waktu

Photo Author
- Minggu, 17 Februari 2019 | 12:11 WIB

BALIKPAPAN-Kunjungan terakhir Komisi III DPRD Kaltim dua pekan lalu di Jalan Tol Balikpapan – Samarinda (Balsam) membuat wakil rakyat pesimistis. Tol bisa rampung sesuai jadwal. Banyak kekurangan yang disaksikan. Terutama dari segi fisik jalan.

“Hasil pengecekan kami untuk Seksi 1 itu belum kelar semua. Mandek hampir 1,2 kilometer menuju Samboja karena bentuknya masih rawa,” kata Ketua Komisi III DPRD Kaltim Agus Suwandi, kemarin (16/2).

Koordinasi dengan Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Kaltim-Kaltara juga menemukan fakta. Di Seksi 1 Segmen 5 masih ada jalan yang kondisinya tanah sepanjang 2,2 kilometer. “Kami tak tahu targetnya seperti apa. Tapi kalau rasanya mau ditarget operasional April ini kok belum bisa,” sebutnya.

Menyusuri dari Kilometer 38 menuju Seksi 4 (Palaran –Jembatan Mahakam II), dari Seksi 2 (Samboja – Muara Jawa) dan Seksi 3 (Muara Jawa – Palaran) terdapat persoalan. Termasuk soal tanam tumbuh di Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Samboja, Kutai Kartanegara (Kukar). Juga buffer zone dengan lubang tambang. “Itu lubang tambang di Seksi 3 yang terakhir kami mengecek di sana,” sebutnya.

Dia tak ingin lubang galian tambang mengganggu konstruksi dan pekerjaan tol. Meski saat dia melihatnya di luar dari buffer zone, namun tetap harus ada yang mengamankannya. Termasuk jalur hauling yang melintas di tol. “Saya lihat tidak mengganggu (lubang tambangnya). Yang hauling itu juga lewat bawah. Saya pikir tak mengganggu. Yang terpenting itu bisa selesai tidak jalan tolnya?,” katanya.

Kunjungan komisinya yang bertujuan untuk memastikan peresmian Tol Balsam oleh Presiden Joko Widodo itu memperlihatkan ada perbedaan situasi. Antara data dengan kondisi di lapangan. Meski optimistis ada, namun dengan sejumlah badan jalan yang terputus, menjadi hal yang mengganggu. “Operasional mungkin bisa. Tapi pasti memutar pas menuju Kilometer 38 itu,” katanya.

Sementara itu, pengamat konstruksi Kaltim Slamet Suhariadi ingin Pemprov Kaltim lebih tegas terhadap aktivitas pertambangan di sekitar Jalan Tol Balsam. Masuk dalam proyek strategis nasional (PSN), tol pertama di Kalimantan itu seharusnya bebas hambatan. “Jadi kewajiban khususnya Pemprov Kaltim. Kan mereka yang mengeluarkan izin tambang,” ujar Slamet.

Jika memang ditemukan pelanggaran, maka harus ada sanksi. Apalagi jika menyangkut buffer zone. Jangan sampai pemerintah kalah. Karena setiap pemberian izin harus disertai pengawasan. Jalan tol meski disebutnya tidak prioritas, namun tetap akan membantu peningkatan ekonomi Kaltim. “Pengawasannya harus ketat,” ujar Ketua Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Kaltim itu.

Slamet yakin, meski terdapat lubang bekas galian tambang, namun tak akan mengganggu konstruksi tol. Karena sejak awal pasti sudah masuk dalam perencanaan pembangunan. Kalaupun dalam perencanaannya kurang matang, maka akan disempurnakan dalam pelaksanaannya. “Pasti semua sudah dipikirkan. Mengenai ada lubang tambang dan kondisi tanahnya,” tambah Slamet.

 

 

Meski begitu, harus ada kepedulian pula dari perusahaan tambang. Bisa ikut peduli terhadap proyek tol. Pun soal hauling yang memanfaatkan perlintasan di atas badan tol. Menurutnya pengawasan dan ketegasan pemerintah diperlukan. “Harus berpegang pada aturan soal hauling ini,” ucap mantan ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Kaltim itu.

Diwartakan sebelumnya, aktivitas pertambangan batu bara sudah berdampak ke Jalan Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam). Sejumlah titik lubang bekas tambang disebut turut menghambat progres pengerjaan. Pemerintah meminta perusahaan menyetop aktivitas penambangan emas hitam tersebut.

Kamis (14/2) lalu, Kaltim Post menyusuri megaproyek Rp 9,97 triliun itu. Upaya untuk mengetahui lokasi lubang bekas galian tambang pun dilakukan. Sayang beberapa kali media ini menaikkan drone di Seksi 2, 3, dan 4, tak ada tanda-tanda lubang bekas galian tambang yang bersinggungan langsung dengan tol.

Informasi kemudian diperoleh dari Kepala Balai Pengelola Jalan Nasional (BPJN) XII Kaltim-Kaltara Refly Ruddy Tangkere. “Memang sebelumnya ada beberapa titik lubang bekas galian tambang. Dari Seksi 2 hingga 4. Tapi sudah ditangani. Sekarang tersisa satu titik,” kata Refly.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X