Jalan yang satu lagi relatif bebas. Siapa pun bisa masuk hingga ke lokasi kejadian tanpa pengamanan. Di sepanjang jalan tersebut terdapat tenda-tenda penjual makanan dengan area parkir yang luas. Menurut penuturan warga sekitar, di situlah basecamp para penambang ilegal tersebut sebelum akhirnya mereka berjalan kaki bersama naik ke lokasi tambang.
Ya, perjalanan menuju lokasi tambang tidak bisa menggunakan kendaraan apa pun. Mereka harus berjalan kaki. Waktu tempuhnya sekitar satu jam dengan medan yang cukup terjal. Sesekali harus menyeberangi sungai kecil tanpa jembatan.
PETI tersebut berlokasi tepat di tebing tepi jurang. Lubang-lubangnya berada di bagian tengah turunan yang curam. Untuk menuju lubang itu, penambang harus memanjat dari bawah hingga mencapai tempat tersebut. Jalur itulah yang digunakan para penambang ilegal sehingga bisa melenggang bebas membuat lubang dan menambang emas di tempat tersebut.
Sahaya mengungkapkan bentuk penambangan tersebut. Dari pengakuan korban yang selamat, lokasi di dalam lubang terdiri atas dua lantai. Pintu masuk langsung menuju lantai 2. ’’Ternyata di dalamnya luas. Pintu masuknya saja yang kecil,’’ ujarnya.
Setelah dari lantai 2, penambang bisa menuju lantai 1 di dalam lubang itu. Ruangan tersebut mempunyai kapasitas yang hampir sama dengan di atasnya. Di lantai 1 itulah terdapat cabang-cabang yang cukup banyak. ’’Kebanyakan yang selamat ini dari cabang itu. Setelah lantai atas runtuh, mereka lewat reruntuhan itu untuk keluar,’’ terangnya.
Saat ini kondisi reruntuhan di dalam lubang benar-benar labil. Bahkan, saat melakukan evakuasi, sesekali petugas dikagetkan oleh batu-batu yang masih berjatuhan. Karena itu, mereka memilih cara manual untuk menghindari gerakan yang membuat tanah bergerak.
Dengan banyaknya korban yang diketahui sudah meninggal, hari ini akan ada pengerahan alat berat untuk evakuasi. Fokus evakuasi pada hari keempat ini adalah mengeluarkan korban yang meninggal. Diperkirakan masih ada 30-an orang yang terjebak di dalam lubang galian tambang.
Kepala BPBD Bolmong Haris Dilapanga menyatakan, 26 korban berhasil dievakuasi dari dalam reruntuhan. ’’Satu orang itu masih simpang siur. Katanya diselamatkan warga pada dini hari. Namun, data yang kami miliki, 19 orang selamat dan 7 orang meninggal,’’ ujarnya.
Pernyataan Haris itu sekaligus meralat statemen Bupati Bolmong Yasti Mokoagow pada Rabu (28/2). Saat itu Yasti menyebut delapan korban meninggal. (*/c5/oni)