Sangasanga kerap menjadi sorotan lantaran menjadi kecamatan penyumbang golput tertinggi di Kukar. Dalam Pemilu apa pun selalu begitu. Namun pada saat perhelatan Pilgub 2018, presentase jumlah pemilih meningkat. Salah satu tips memulai menyelesaikan masalah ternyata dengan ngopi bareng.
Muhammad Rifqi, Tenggaong
Camat Sangasanga Gunawan, Kapolsek Sangasanga Iptu Muhammad Afnan dan Danramil Sangasanga Kapten Sugeng Minarto akhirnya bersepakat sekaligus berkomitmen berupaya meningkatkan angka pemilih saat Pemilu. Sinergitas ketiga pilar muspika tersebut nya pun dimulai sekitar setahun lalu saat penyelenggaraan Pilgub Kaltim 2018. Satu persatu persoalan berat dikulik secara ringan di meja kopi.
Seperti yang diketahui, program ngopi bareng tersebut merupakan program unggulan Kapolres Kukar AKBP Anwar Haidar untuk merekatkan unsur kepolisian dengan berbagai pihak. Termasuk masyarakat serta instansi pemerintahan lainnya.
Berdasarkan data KPU Kukar, tingkat partisipasi pemilih di Sangasanga kurang dari 70 persen. Sedangkan pada Pilbup Kukar 2015 lalu hanya 58,93 persen warga yang memilih. Terendah pada Pilgub 2013 lalu dengan angka 53,97 persen. Dari hasil inventaris berbagai persoalan tersebut, akhirnya mulai mengarah berbagai solusi.
Misalnya saja, pada tahun 2018, salah satu ikon dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Ikon berupa Gapura pengingat Pilgub tersebut juga dikelilingi taman bermain anak-anak. Gapura tersebut dibangun dengan inisiasi Polsek Sangasanga dan warga yang saling bersinergi untuk meningkatkan angka pemilih.
Gapura yang dikeliling berbagai tulisan ajakan pemilu damai dan anti hoax itu bahkan tercatat sebagai yang terbaik di Kaltim. Perlombaan digelar oleh Mabes Polri pada tahun 2018 lalu. Gapura dibangun di RT 24, Kelurahan Sangasanga Dalam.
Dijelaskan Kapolsek Sangasanga Iptu Muhammad Afnan, pembangunan gapura dan taman hanya 'pancingan'. Intinya adalah peran warga membangun lingkungan. "Mereka terdorong dan antusias. Apalagi pesan-pesan yang di gapura memang hal yang ada di sekitar," ujarnya.
Maskot pesut berseragam oranye tertempel di badan gapura. Mengacungkan jempol. Berdiri di samping kotak suara berlogo KPU. Mengajak siapa saja yang melihat aktif menggunakan hak suara.
Hal lain yang menjadi masalah adalah, banyaknya karyawan perusahaan yang tidak menggunakan hak pilihnya. Masalahnya terletak pada lokasi kerja yang jauh dari TPS. Selain itu juga karena banyak mantan karyawan perusahaan yang sudah berpindah domisili lalu tidak menggunakan hak pilihnya.
“Jadi sekarang kita dorong perusahaan untuk memberikan izin kepada karyawannya. Selain itu, mereka juga menyiapkan fasilitas armada angkutan menuju TPS. Tak hanya itu, warga yang mencoblos di daerah lain juga dilakukan sosialisasi untuk mengurus blangko A5 sebagai persyaratan,” tambah kapolsek lagi.
Camat Sangasanga Gunawan pun mengakui jika berbagai upaya yang dilakukah tersebut berbuah hasil. Pada Pilgub 2018 lalu, Sangasanga tak lag iurutan uncit dalam jumlah pemilih. “Jujur saja, dulu kalau setiap ada rakor-rakor Pemilu saya malu sekali karena selalu dsebut sebagai daerah dengan jumlah golput yang tinggi. Sekarang kita sudah merangkak naik hingga urutan 16 dari 18 kecamatan,“ katanya.
Terpisah, Ketua PPK Kecamatan Sugiono pun mengapresiasi tingginya dedikasi unsur Muspika dalam meningkatkan jumlah angka pemilih tersebut, Begitu juga dengan sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat. Bahkan pengurusan surat A5 sebagai persyaratan mencoblos di tempat lain tahun ini meningkat. Kepedulian masyarakat untuk berpartisipasi dalam Pilpres dan Pileg pun terbukti meningkat di Sangasanga. (***)