Saat suara Partai Golkar menurun di Kutai Kartanegara (Kukar), Rendi Solihin muncul. Politisi muda dari pesisir ini meraup suara terbanyak. Bahkan tertinggi untuk DPRD kabupaten se-Kaltim pada pemilu kali ini.
STYLE-NYA sederhana. Seperti umumnya anak muda. Kesan itu yang terasa saat Kaltim Post bertemu Rendi di Hotel Blue Sky, Balikpapan, Kamis (16/5) malam.
Dia baru datang dari luar kota. Akan pulang ke Samboja. Di sela waktu itulah menyempatkan diri menemui media ini untuk berbagi cerita. Saat itu dia mengenakan kaus berkerah. Dibalut jaket krim. Celana khaki. Plus sepatu kets.
Dengan pembawaan santai. Sekilas anak muda ini tak terkesan seorang politisi. Apalagi dari partai besar; Golkar. Dan menjadi peraih suara terbanyak untuk DPRD kabupaten pada 17 April lalu.
Dari daerah pemilihan (dapil) Kukar 4. Di antaranya, Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Sangasanga. Tapi setelah berbincang, pandangannya yang luas merasuk ke banyak bidang. Membahas politik dari sudut pandangan anak muda.
Melihat fenomena yang terjadi dengan lebih segar dan praktis. Khas milenial. Ditopang latar belakang pendidikan bisnis dan keuangan. Lulusan Australia.
Dia mengaku, keberhasilannya di bidang politik saat masih "belia" tak lepas dari kerja sama dan kerja keras tim. Yang kebanyakan juga anak-anak muda. Seumurannya.
Juga dukungan keluarga dan kolega. Tim "muda" ini yang menyusun strategi ciamik. Tentu dengan memerhatikan masukan dari banyak pihak. Termasuk orangtua dan para senior di partai. Lantas berjalan seirama. Ada tim yang bekerja khusus di media, media sosial (medsos) hingga bagian yang turun langsung ke lapangan.
"Kami di medsos selalu kampanya elegan. Biar ada lawan politik yang menyinggung atau menyerang, tim kami tak pernah membalas. Kami jalan saja sesuai rencana," katanya.
"Kalau kampanye ke lapangan, tim saya lebih banyak memang door to door. Mendatangi langsung warga. Berkomunikasi dengan mereka. Memperkenalkan saya. Membeber program. Intinya kami menghindari janji politik," lanjut Rendi. Pola mendatangi warga punya dampak yang besar. Dengan meminta doa dan dukungan mereka, warga juga semakin tahu siapa sosok Rendi.
Apalagi dia terjun ke politik memang ingin semakin dekat dengan rakyat. Dan mampu menjadi pembawa aspirasi mereka. "Ada juga pesan dari ayah saya untuk ikut memperjuangkan suara rakyat di parlemen. Ini juga yang menjadi salah satu motivasi saya terjun ke politik," katanya. Dia pun lantas menjatuhkan pilihan pada Golkar.
Tak sulit baginya memilih partai ini. Setidaknya karena sudah ada kedekatan keluarga. Kakaknya, H Rusli, sudah tiga periode menjadi anggota DPRD dari Golkar. Sejak dulu ayahnya juga selalu terlibat dan memberi dukungan karier politik anaknya.
Dia mengawali dengan menjadi Pengurus Tingkat Kecamatan (PTK) Golkar Samboja pada 2018. Tahun yang sama, dia juga dipercaya menjadi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Samboja. Dan pesta demokrasi 17 April lalu, dia menjadi salah satu konstestan.
Pada pileg kali ini, perolehan suara Golkar merosot di Kukar. Terlihat dari capaian kursi di DPRD kabupaten. Pada Pileg 2014, partai berlambang pohon beringin ini meraih 19 kursi.
Mereka harus kehilangan enam kursi. Atau menjadi 13 kursi pada Pileg 2019. Meski begitu, partai ini tetap keluar sebagai pemenang di Kukar. Kursi ketua DPRD pun masih jadi milik mereka.
