• Senin, 22 Desember 2025

Pakai Katalis Merah Putih, Tak Perlu Impor Minyak Mentah Lagi

Photo Author
- Senin, 10 Juni 2019 | 10:58 WIB

Katalis yang diciptakan laboratorium reaksi kimia ITB itu, kata Melia, sudah digunakan di beberapa kilang minyak Pertamina. Mulai Refinery Unit (RU) II Dumai, RU IV Balongan, hingga RU V Balikpapan. Laboratorium itu juga berhasil menggunakan katalis dengan kode PIDO 130-1,3T untuk mengonversi minyak sawit (IPO) menjadi diesel nabati melalui proses hidrodeoksigenasi (HDO). Lalu, katalis dengan kode PIDO 130-1,3 T berhasil mengonversi minyak inti sawit (IKO) menjadi bensin pesawat alias avtur.

Bahkan, bioavtur yang dihasilkan tersebut termasuk yang paling siap untuk tahap komersialisasi. Fadhli, dosen ITB peneliti di lab reaksi kimia, mengungkapkan bahwa bioavtur mereka telah dikembangkan dengan dua proses. Ketika hanya menggunakan HDO, avtur tidak tahan suhu dingin sehingga cepat membeku. ”Jadi, titik beku maksimalnya sekitar minus 20-30 derajat Celsius. Sedangkan standar aviasi harus minimal minus 50 derajat Celsius,” jelasnya.

Avtur dengan ketahanan beku rendah otomatis tak bisa digunakan pesawat yang terbang tinggi dengan udara tipis dan suhu beku. ”Tapi, dengan proses kedua, yakni hidroisomerisasi, ketahanan titik bekunya meningkat ke -70 derajat Celsius,” jelasnya. Uji coba terhadap bioavtur itu sudah berlangsung kurang lebih setahun. Tentu saja, kata Fadhli, uji coba langsung dengan mesin-mesin jet adalah eksperimen yang tidak murah.

Prof Subagio, ketua tim peneliti, mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia mengimpor 360 ribu barel minyak mentah per hari. Atau setara 41 persen kapasitas kilang minyak Pertamina. Juga, 400 ribu BBM atau sekitar 30 persen kebutuhan nasional. ”Ini menjadi sumber defisit anggaran yang terbesar. Padahal, kita bisa memanfaatkan sawit dan kita adalah penghasil sawit terbesar di dunia,” katanya.

Output beberapa katalis dan produk BBM memang saat ini masih dalam skala pilot alias eksperimental bersama industri-industri mitra. Namun, jika terus dikembangkan, Katalis Merah Putih bisa jadi solusi energi nasional.

Subagio mengatakan, bahwa saat ini ITB sedang bergerak untuk membangun pabrik katalis melalui dana penguatan inovasi yang diberikan Kemenristekdikti. Dengan kapasitas produksi hingga 3 ton per hari. Bekerja sama dengan PT Pupuk Kujang. Pabrik akan berlokasi di dekat kompleks Pupuk Kujang di Cikampek dan akan menjadi pabrik katalis pertama di Indonesia.

Subagio enggan menyebut seberapa banyak penghematan atau keuntungan bisnis yang akan didapatkan dengan penggunaan aneka BBM sawit itu. Namun, menurut dia, penggunaan katalis lebih baik daripada terus mengimpor minyak mentah dari luar negeri. ”Ini bukan soal harga. Tapi, tidak impor saja sudah sangat bagus,” tegasnya. (*/c10/oni/jpnn/rom/k15)

 

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X