• Senin, 22 Desember 2025

26 Tahun Lagi Peserta Panjat Pinang Adalah Robot

Photo Author
- Jumat, 23 Agustus 2019 | 12:01 WIB

Indonesia bakal membuat banyak lompatan pada 2045. Tahun itu adalah satu abad kemerdekaan. Semua menjadi masyarakat Android. Termasuk pengurus karang taruna sekalipun. Dua puluh enam tahun sejak sekarang, karang taruna akan melompat menggunakan teknologi 6.0.

Semua Visi Indonesia 2045 tersebut tersuguh dengan apik dalam bahasa gambar. Memang, tidak mudah untuk menangkap maksud rangkaian dalam gambar itu. Dari pemantauan koran ini, tidak sedikit pengunjung yang mengernyitkan dahi. Mereka berhenti beberapa menit sebelum melanjutkan ke bagian gambar yang lain. Namun, justru di situlah asyiknya. Menebak-nebak dan merasa puas begitu memahami maksudnya.

Memang, dalam tiap bingkai gambar, ada sedikit keterangan tulisan. Namun, itu hanya sisipan. Semua penjelasan didominasi gambar dan simbol. Jawa Pos merasakan bagaimana asyiknya membaca Visi Indonesia 2045 dalam bahasa visual. ’’Kami ingin membiasakan masyarakat untuk membaca dan berkomunikasi lewat bahasa gambar,’’ tutur Rina Kusuma, anggota GRID yang lain.

Graphic recorder, jelas dia, pada dasarnya sama dengan membuat catatan dalam bentuk tulisan. Namun, perbedaannya, catatan lebih banyak dalam bentuk gambar. Sisipan tulisan hanya menjadi pelengkap keterangan gambar visual.

Deni Rodendo mengisahkan, graphic recorder mulai dikenal di Indonesia pada 2011. Itu berawal saat dirinya kerap diminta sejumlah LSM untuk membuat rekaman dalam bentuk gambar. Metode tersebut dinilai efektif menyampaikan edukasi kepada peserta pelatihan atau masyarakat.

’’Terutama di pedesaan. Akan mudah menangkap pesan dalam gambar daripada membaca buku,’’ ungkap Deni.

Pada tahun itu pula, GRID terbentuk. Komunitas tersebut kerap diminta kementerian dan lembaga pemerintah untuk membuat rekaman dalam gambar. Mereka diminta membuat notulensi grafis hasil pertemuan atau rapat-rapat kementerian. Meski pandai menggambar, tidak berarti anggota komunitas selalu lancar jaya saat menggoreskan pena di atas kertas.

Mereka sering mengalami kesulitan untuk menuangkan gambar yang sesuai dengan isi pembicaraan. Apalagi saat pejabat utama berpidato. Namun, isi pidatonya sekadar basa-basi. Tanpa isi. Di situlah Deni cs kesulitan untuk membuat notulensi gambar.

’’Kalau mentok begitu, kami terpaksa menggambar orangnya saja. Di sampingnya ada sisipan kata terima kasih. Sudah, itu saja,’’ ujarnya, lalu tertawa.

Kini GRID aktif berkampanye ke berbagai pelosok Indonesia. Sasarannya lebih banyak sekolah. Tujuannya, guru dan siswa menggalakkan pelajaran menggambar di sekolah. ’’Kami punya visi agar bahasa gambar dimasukkan sebagai kurikulum tahun 2045,’’ kata pria yang dikenal humoris itu. (*/jpg/dwi/k8)

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X