Selain itu, kekhawatiran akan semakin berkurang apabila penyedia jasa memiliki jaringan khusus dalam pengadaan material yang diperlukan (railing). Namun, bergantung pada penyedia jasa. “Dilaksanakan sesuai aturan tidak ada masalah. Kalau cuaca tidak terlalu berperan,” tutupnya.
Perlu diketahui, molornya target pemanfaatan Jembatan Mahakam IV karena pembangunan girder yang tidak masuk di kontrak kerja proyek. Girder yang memiliki panjang sekitar 35 meter tidak masuk kontrak yang ditangani PT Waskita Karya selaku konsorsium yang menangani jalan pendekat sisi Samarinda.
Sebelumnya, Kadis PUPRPR Kaltim Taufik Fauzi memastikan lelang sudah dimenangkan PT Mitra Mandiri. Meski sempat ada kendala pada proses lelang. Namun, sekarang kontrak sudah ditandatangani sejak 10 September lalu dengan nilai Rp 14 miliar. “Seharusnya sekarang sudah ada kegiatan,” ujarnya akhir September lalu.
Bahkan, material sudah dipesan dan akan datang sesuai jadwal. Memang ada beberapa material yang memakan waktu untuk mendatangkannya. Pasalnya, proses pemesanan langsung dari pabrik di Jawa. “Makanya datangnya bertahap. Termasuk railing dan lainnya,” ungkap dia.
Pihaknya menargetkan pekerjaan rampung akhir November 2019. Sehingga, langsung dilanjutkan dengan pengaspalan dalam waktu satu hingga dua pekan. “Kalau sudah selesai akan dilakukan uji beban dari KKJTJ (Komisi Keamanan Jembatan Terowongan dan Jalan),” paparnya.
Dia berharap, rekomendasi layak operasi dari KKJTJ terbit di akhir tahun. Sehingga, dapat langsung dioperasikan. Namun, memang tidak dapat memaksa KKJTJ. Pasalnya, tim penguji tersebut memiliki pertimbangan tersendiri.
“Kalau memang rekomendasi terbit awal tahun depan, harus diterima. Yang penting pekerjaan sudah rampung. Tapi, secara teknis kami sudah melakukan komunikasi dengan pihak KKJTJ,” beber dia.
“Yang jelas, 2020 tidak ada lagi pekerjaan. Semua harus rampung tahun ini. Ini penantian yang cukup lama,” kata Taufik. (dq/dwi/k8)