Dengan imbauan WFH, disebutkan Ismu justru seharusnya dapat menggali banyak ide kreatif. Apalagi memiliki waktu fleksibel di rumah. Menurutnya kerja bisa lebih bersemangat. “Jika di kantor sebelum meeting biasanya persiapan bisa sampai satu jam, beda dengan kerja daring. Lebih fleksibel,” ujarnya.
“Saya pribadi tetap berusaha produktif. Dalam sehari saja kadang ada 5-6 meeting yang harus dipenuhi. Baik dengan karyawan atau dengan pihak luar seperti mitra. Selanjutnya ya dilakukan secukupnya. Misal dengan karyawan, durasinya bisa dua jam. Harus bisa multitasking,” jelas Ismu.
Disebutkan Ismu, sejauh ini sistem pekerjaan sama sekali tidak mengganggu. Tak hanya absensi, hal-hal lain seperti perencanaan, bujet, dan lain-lain sudah ter-input pada aplikasi khusus internal. Ismu bisa langsung mengaksesnya secara online.
“Karyawan juga tetap berkewajiban melakukan absensi di aplikasi. Atasannya juga bisa mengecek posisinya di mana. Memastikan harus di rumah dan minimal bekerja selama delapan jam. Terpenting, melaporkan hasil pekerjaan. Ada tanggung jawab terhadap tugasnya,” pungkasnya.
Pekerjaan yang erat dengan akses data internet, Ismu menyampaikan bahwa traffic penggunaan internet hampir di seluruh Kalimantan banyak berjalan di area perumahan dan rumah sakit. Hal itu terbilang wajar karena masyarakat diimbau mengarantina diri. Di area sekolah, kampus, dan perkantoran yang terlihat agak menurun. Hal tersebut akan berangsur membaik bergantung pada seberapa lama masa pandemi.
JADI LEBIH SIBUK
Disampaikan Kepala Bidang Aplikasi dan Layanan e-Government Diskominfo Samarinda Suparmin, pihaknya menghentikan hampir semua kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan Covid-19. Layanan masyarakat dengan hotline 112 tak pernah libur karena harus siap 24 jam.
“Untuk di bidang saya, mereka dibuat shift dan berjadwal. Tak cukup kalau hanya mengandalkan call taker. Sekarang ada 10 line untuk laporan Covid-19 ke 112. Sebab, masyarakat tak hanya bertanya soal Covid-19. Tapi juga soal kartu pra-kerja, keluarga harapan, dan lainnya,” imbuhnya.
Dampak sosial dari kebijakan yang berkaitan dengan Covid-19 membuat masyarakat butuh informasi jelas. Sehingga mereka menelepon ke call center untuk tahu hal lainnya. Suparmin juga termasuk ke dalam Pusat Pengendalian Operasi Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Samarinda. Harus menyediakan dan mengolah data-data.
“Misalkan website, jangan sampai down. Jadi saya dan teman-teman berusaha menjaga itu. Ada situs corona.samarindakota.go.id yang selalu di-update oleh tim setiap sore sekitar pukul 17.00 atau 18.00 sore. Instagram untuk samarindasiaga112 juga di-update,” ungkap Suparmin.
Selama pandemi, beban kerja memang lebih meningkat dan jadi sibuk. Apalagi call center yang selalu dihubungi. Sebab memang terpusat di Diskominfo. Nantinya, Diskominfo akan mengonfirmasi lebih lanjut perihal yang ditanyakan masyarakat ke Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) terkait. Tantangannya lebih kepada sebagian masyarakat yang mulai khawatir terhadap kondisi diri. Tugas dari call center 112 pun berusaha menenangkan dan memberi semangat moral kepada masyarakat.
“Kalau Diskominfo ya sesuai namanya, komunikasi. Kami harus jalani komunikasi dua arah. Artinya komunikasi antara masyarakat dan pemerintah harus tepat dan jelas. Itu jadi tugas utama kami,” pungkasnya. (*/ysm/rdm2)