Kendati mengalami pemotongan gaji, dirinya tidak mengambil kerja sampingan. “Enggak bisa. Soalnya kerja sampai sore. Jadi, tetap enggak bisa ambil kerja yang lain,” ujar perempuan berhijab itu.
Dirinya memang baru bekerja sekitar dua bulan. Namun, ditutupnya bandara saat ini menjadi ancaman bagi mata pencariannya. Jika ke depannya terpaksa dirumahkan, ia mengaku hanya bisa pasrah.
Pemandangan tak lazim di bandara ini, akan berlangsung hingga 31 Mei. Baik petugas kebersihan maupun keamanan yang beraktivitas, masih menunggu dengan cemas terkait kebijakan perusahaan ke depannya.
General Manager Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan Farid Indra Nugraha menyebut, bandara berkapasitas 5–15 juta itu berhenti beroperasi berdasarkan aturan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Keputusan Presiden mengenai larangan mudik. “Sehingga tidak ada lagi angkutan penumpang yang terbang,” sebutnya.
Namun sementara, Bandara SAMS Sepinggan tetap buka untuk melayani penumpang yang melakukan pembatalan tiket (refund) secara langsung di setiap konter maskapai. “Hanya melayani penumpang yang membatalkan penerbangan ke semua maskapai yang beroperasi,” ungkapnya.
Sebelum tutup sementara, jam operasional di Bandara Sepinggan telah dipangkas. Hanya 12 jam (pukul 06.00–18.00) dari sebelumnya 17 jam (pukul 06.00–23.00). Penyesuaian operasional yang dilakukan, yaitu menutup check-in area dan baggage claim timur, menutup sementara boarding gate area 1-4, dan pengurangan fasilitas operasional seperti X-ray dan lainnya.
Imbas dari penyebaran Covid-19 membuat total penumpang di Bandara SAMS Sepinggan hanya sebesar 1.200 orang per hari dari jumlah kondisi normal mencapai 7.000 orang per hari.
Sebagai contoh berdasarkan kondisi pada awal April, total penerbangan hanya sebanyak 40 jadwal penerbangan dari kondisi normal sebanyak 90 penerbangan. Seluruhnya merupakan rute domestik. Sedangkan jumlah pergerakan pesawat dalam kondisi normal ada 180 take off dan landing hanya menjadi 90 take off dan landing. (rom/k15)
