Pelayanan rapid test dimulai sejak masa Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) awal Juli lalu. Setidaknya ada 900 peserta dari luar Kota Tepian menjalani rapid saat itu. "Tapi itu tidak banyak memang, kan diminta dilakukan di daerah masing-masing. Tapi ini ada lagi rapid untuk seluruh civitas akademik Unmul dari kemarin (22/7)," ucapnya. Setidaknya ada 300 orang, baik dari kalangan dosen maupun karyawan di Unmul yang melakukan rapid test. Targetnya melayani 1.500 rapid test.
"Tiap hari diatur waktunya per dua jam, biar tidak ada penumpukan. Saya nggak tahu nantinya ada tahap kedua juga atau tidak," ungkapnya.
Meski terlihat sederhana, tes cepat tak selamanya mulus. Terkadang para tenaga medis melakukan tes ulang hingga tiga kali untuk memastikan hasil. "Kadang hasilnya reaktif, nah itu diuji ulang dulu untuk memastikan, tapi belum ada yang positif sampai saat ini," jelas Evi.
Jika tiga kali pengulangan tetap menunjukkan hasil reaktif, maka pihaknya akan menyarankan pasien untuk melakukan isolasi mandiri. Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kaltim dan melaporkan melalui nomor hotline 112. Seluruh data rapid yang dilakukan di Klinik Unmul akan diserahkan kepada Pemprov Kaltim.
"Jadi itu akan menambah data surveillance pemerintah, secara nggak langsung kami ya ikut bantu juga sebenarnya," kuncinya. (***/dwi/k16)