Memasuki usia ke-46, Ketua DPRD Kukar Abdul Rasid memilih terus mengabdikan diri untuk Kukar. Figur agamais dan murah senyum itu berbagi gagasan untuk warga Kukar.
DOA dan ucapan selamat tak henti-hentinya ditujukan kepada Abdul Rasid. Sebelum menjabat sebagai ketua DPRD Kukar, Rasid juga pernah menduduki ketua KONI Kukar. Ia juga aktif di berbagai aktivitas kepemudaan di Kukar, bahkan sejak semasa kuliah.
Itu sebabnya figur Rasid sudah lama familier oleh masyarakat Kukar. Kamis (10/3), manajemen Kaltim Post turut menyampaikan ucapan selamat dan doa kepada politikus Partai Golkar itu.
Di tengah-tengah kesibukan kedinasan, ia turut menyambut rombongan dengan hangat. “Terima kasih Kaltim Post. Selama ini menjadi sahabat bagi saya pribadi dan dewan,” ujar Rasid, sambil menerima kue ulang tahun yang disampaikan awak Kaltim Post.
Rasid lalu meniup lilin dan mengabadikan foto bersama. Obrolan pun terasa hangat, setelah Rasid menceritakan berbagai pengalamannya meniti karier politik. Tujuan utamanya, kata dia, adalah memberikan kontribusi bersama siapa pun, untuk memberikan yang terbaik untuk warga.
Secara spesial, ia juga menyampaikan terima kasih kepada istri dan keluarga yang menurutnya telah banyak memberikan semangat dan motivasi kepadanya. “Tentu saja saya juga berharap di sisa umur ini bisa membahagiakan keluarga dan orang lain,” tambahnya.
Secara khusus, Rasid juga menyampaikan pesan kepada pemuda agar menyiapkan diri sebagai penerus estafet kepemimpinan. Termasuk berupaya mengisinya dengan pengalaman-pengalaman bermanfaat.
Daya saing pun, menurut dia, harus diciptakan sejak sekarang, sehingga arus kedatangan orang di IKN baru tidak akan mengganggu.
Sukses menggapai karier politik, bukan berarti ia berpuas diri. Tujuan sukses yang ia harapkan adalah bisa berkontribusi dan terus berkarya. Dengan niat tulus kuat, proses perjuangan yang dijalani pun menjadi kenikmatan tersendiri.
“Saya punya prinsip, di mana pun kita bertugas maka harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Insyaallah hasil akan mengikuti perjuangan keras kita,” ujarnya.
Lahir dan dibesarkan di keluarga sederhana, Rasid memiliki tekad untuk memajukan Kukar. Orangtuanya merupakan petani tradisional di Tenggarong. Bertani dengan sistem ladang berpindah, Rasid pun mengetahui persis perjuangan seorang petani menghidupi keluarganya.
Tiap butir padi yang dihasilkan menjadi bagian napas perjuangan keluarganya. Ia sempat mengenang jalur lintasan jalan kaki dari pusat Tenggarong menuju Jahab yang sering ia lalui.
Tak heran, kala dirinya melintas di daerah tersebut, seolah memutar kembali memori perjuangan orangtuanya. “Semoga Kukar ke depan bisa semakin baik dan kita semua juga bisa saling berpartisipasi,” tutupnya. (kri/k16)