BALIKPAPAN-Banjir di Kota Minyak kini bukan pemandangan yang langka. Saat hujan lebat mengguyur Balikpapan, sejumlah kawasan pasti terendam. Terutama yang memang jadi langganan banjir. Pemerintah seperti mulai kedodoran dalam mengatasi bencana tersebut. Seperti banjir (16/3) yang ditengarai akibat hujan dengan intensitas tinggi terjadi.
Dari hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hujan lebat yang terjadi kemarin karena perlambatan kecepatan angin di sepanjang pesisir Pulau Kalimantan. Lalu pola siklonik di sebelah barat daya Pulau Kalimantan dan pembentukan belokan aliran masa udara di wilayah Kaltim. Yang mendukung pembentukan awan konvektiv atau awan hujan di Kaltim.
“Kuatnya indeks labilitas yang teramati di Balikpapan juga mendukung pertumbuhan awan konvektif tersebut,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan Mulyono Leo Nardo kepada Kaltim Post, Rabu (16/3).
Hujan yang melanda Kota Minyak kemarin, diterangkan Mulyono, bila dilihat dari total curah hujan selama 24 jam adalah 129,5 milimeter. Yang terjadi merata di seluruh wilayah Balikpapan selama 10 jam lebih. Mulai pukul 01.00–10.30 Wita. Namun, hujan lebat yang terjadi pada Rabu (16/3) bukan hujan terlama selama tahun ini. “Durasi terpanjang masih dipegang 12 Maret 2022. Mulai pukul 23.00 Wita sampai 13 Maret pukul 12.00 Wita,” terang pria berkacamata itu.
Mulyono menyampaikan agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang masih akan terjadi di Kaltim sepekan ke depan. Sebab, dari hasil analisis BMKG, sirkulasi siklonik terpantau di perairan sebelah barat Aceh, di Laut Sulawesi bagian utara, di Jatim, dan di Laut Timor.
Yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan kecepatan angin atau konvergensi. Serta meningkatkan potensi hujan di wilayah Aceh, Sumbar, Kaltara, Kaltim, Jabar, Jatim, Jateng, dan Nusa Tenggara. “Berdasarkan prediksi, potensi hujan berintensitas ringan hingga lebat disertai angin kencang dan kilat/guntur masih terjadi di Kaltim,” ucapnya.
Untuk wilayah Kaltim bagian utara (Berau), Kaltim bagian timur (Bontang, Kutim, Samarinda, dan Kukar bagian timur), dan Kaltim bagian barat (Kubar, Mahulu, dan Kukar bagian barat), potensi hujan akan terjadi pada siang dan malam hari.
Sementara pada Kaltim bagian selatan (Balikpapan, PPU dan Paser), potensi hujan justru akan terjadi pada dini hari atau pagi dan sore atau malam. “Masyarakat tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Dampak yang ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam sepekan ke depan,” pesan dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Balikpapan mencatatkan hujan deras kemarin membanjiri permukiman warga di empat kecamatan di Balikpapan. Dengan ketinggian air mulai 40 sentimeter sampai 1,5 meter.
Empat kecamatan yang terendam itu antara lain Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Kota, Balikpapan Selatan, dan Balikpapan Timur. “Tidak ada titik baru. Semua titik yang terdampak banjir sudah pernah terendam. Kami masih mendata warga yang terdampak,” kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Kebencanaan BPBD Balikpapan, Usman Ali.
Selain banjir, hujan deras kemarin juga menyebabkan longsor di sejumlah kawasan di lima kecamatan di Balikpapan. Yakni Balikpapan Tengah, Balikpapan Kota, Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, dan Balikpapan Selatan.
Petugas gabungan diturunkan untuk mengevakuasi warga yang rumahnya terdampak banjir. Yakni petugas dari BPBD, Dinas Perhubungan (Dishub), Satpol PP, Dinas Kesehatan (Diskes), Palang Merah Indonesia, Basarnas, Dinas Sosial (Dissos), TNI dan Polri, serta unsur relawan dan masyarakat sekitar.
“Sementara kita mendirikan posko di depan Hotel MaxOne. Karena wilayah yang terdampak cukup luas di Balikpapan Selatan, membuat masyarakat enggak bisa beraktivitas memasak. Jadi, kami dirikan posko sambil menunggu banjir surut,” tuturnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan Andi Muhammad Yusri Ramli mengatakan, tahun ini Pemkot Balikpapan telah mengalokasikan kegiatan penanganan banjir. Yang merupakan proyek multiyears contract (MYC) tahun 2021 hingga 2023. “Kegiatan penanganan banjir itu diprioritaskan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ampal dengan lima titik lokasi,” kata dia kemarin.