Eliyen Sartini
Guru di salah satu sekolah
Berawal dari sebuah profesi sebagai seorang guru, seorang pendidik yang bergelut dalam dunia pendidikan, tentu saja guru berada dalam suatu instansi dengan banyak relasi. Berbicara tentang dunia pendidikan tentu saja tidak terlepas dari subjek atau sasaran pendidikan, Who is he/she? Siapakah mereka? Yes, Subjek tersebut adalah anak-anak bangsa. Mereka lah yang kita yakini dalam 10, 20, atau 30 tahun yang akan datang, merekalah yang menjadi pemimpin.
Bagaimana caranya menjadikan mereka sebagai pemimpin? Hal inilah, PR besar bagi para pendidik untuk menyiapkan mereka menjadi pemimpin dari sekarang. Tentu saja dengan pembelajaran yang kreatif serta didukung oleh metode dan media pembelajaran yang inovatif dapat memberi ruang bagi mereka untuk menemukan dan menunjukkan potensi yang dimiliki mereka.
Selain itu, banyak media yang bisa digunakan, baik media yang berbentuk kompleks maupun sederhana. Salah satu metode untuk dapat menemukan potensi mereka di bidang bahasa Inggris adalah story telling, metode ini berkembang menjadi salah satu kompetensi yang perlu dikuasai anak pada era digital.
Apa itu story telling? Story telling atau yang berarti mendongeng adalah sebuah media untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung, bahkan mungkin yang tidak pernah kita sadari sejak usia anak-anak.
Lomba story telling merupakan ajang bergengsi untuk menunjukkan kebolehan diri, perlombaan ini sering diadakan bahkan selalu diadakan dari berbagai instansi. Melalui kegiatan ini, anak-anak akan terlatih untuk berkomunikasi, berani tampil di depan banyak orang dan kreativitasnya akan terasah. Di samping itu, anak juga akan terbiasa untuk belajar, menggali lebih banyak informasi.
Membimbing siswa untuk mempersiapkan lomba story telling tidak lah mudah mengingat di jenjang sekolah menengah pertama siswa baru mengenal pembelajaran bahasa Inggris. Untuk itu, sangat wajar pengetahuan anak-anak dalam berbahasa Inggris masih minim. Dan, di jenjang SMP ini merupakan fondasi wadah awal bagi mereka untuk belajar bahasa Inggris, terutama dalam belajar story telling.
Sementara itu, sekarang pembelajaran masih berada di masa transisi pandemi. Keadaan dunia Pendidikan yang masih belum bisa dikatakan 100 persen normal, tentu saja kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu untuk bertatap muka karena pembelajaran dilakukan melalui daring (dalam jaringan).
Maka untuk itu, guru dan siswa harus mampu menyesuaikan diri. Go with the flow mengikuti arus artinya guru dan siswa hanya perlu beradaptasi dengan kebiasaan baru tersebut, sehingga pada masa transisi pandemi ini tidak menjadi hambatan untuk tetap menciptakan siswa, yang hebat dan terampil.
Maka pendidik perlu mempunyai tips dan trik dalam mengajar story telling pada masa pandemi transisi, dengan semua kendala yang dihadapi. Bagaimana cara agar menjadi juara dalam Lomba Story Telling pada masa transisi pandemi?
Penting sekali di awal guru harus memperkenalkan apa itu story telling, memberikan pengetahuan, konsep dasar mengenai story telling bertahap demi tahapan sampai mempersiapkan anak dalam mengikuti perlombaan.
Menanamkan bahwa Story telling atau bercerita adalah keterampilan yang penting untuk dipelajari sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan bahasa, menanamkan budaya membaca, dan mengasah imajinasi siswa.
Mulai membangun kepercayaan diri siswa saat berbicara di depan umum, dengan berbagaicara : Sering berlatih mengenai hal apa yang ingin disampaikan, karena saat kamu sudah menguasai dan tahu apa yang ingin disampaikan, saat itu jugalah kepercayaan dirimu akan meningkat.
Sering berlatih untuk tersenyum, saat membawakan sebuah cerita tersenyumlah karena hal tersebut dapat meyakinkan audience/pendengar bahwa kamu sangat tenang dan enjoy ketika membawakan cerita, saat itulah kepercayaan dirimu pasti akan meningkat.
Sering berinteraksi dengan orang lain, dimulai dari bersama keluarga, tetangga karena hal tersebut dapat menambah wawasan serta pengetahuan, apabila sudah terbiasa maka tidak akan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain di luar sana.