• Senin, 22 Desember 2025

Memetik Hikmah Maulid dan Meneladani Nabi Muhammad SAW

Photo Author
- Jumat, 22 September 2023 | 14:35 WIB
Ismail Kepala MTsN 4 Paser
Ismail Kepala MTsN 4 Paser

TIDAK perlu dipersoalkan bidah atau bukan. Menyelisihi sunah atau tidak dan sebagainya. Seperti itu tradisi sebagian umat Islam menyikapi hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Cukup meriah, heboh, hikmat, dan ada manfaatnya karena minimal mendapatkan nasehat agama dari para ustaz dan dai yang berceramah. 

Dari peringatan Maulid Nabi yang sudah rutin dilaksanakan setiap Rabiul Awal oleh sebagian umat Islam, justru yang paling penting adalah memetik hikmah atau pelajaran dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Sehingga biaya yang dikeluarkan untuk peringatan tersebut tidak sia-sia, dan umat dapat mengambil manfaat dari peringatan itu. 

Iman kepada Rasulullah SAW adalah satu paket dengan iman kepada Allah SWT. Ketentuan itu sudah menjadi konsekuensi logis dari ajaran Islam, dan tecermin dari dua kalimat syahadat. Mengimani Allah tanpa mengimani Rasulullah, sama saja menodai ajaran Allah dan Rasul-Nya. Allah memuliakan posisi Muhammad SAW sebagai Rasul. Itu sebabnya dapat dipahami jika umat Islam menolak keras adanya aliran agama atau organisasi yang melecehkan dan menodai ajaran Islam.

Al-Qur’an terang-benderang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah khataman Nabiyyin (Q.S. Al-Ahzab:40), nabi terakhir yang tak ada lagi setelah Muhammad SAW.

Jika seseorang benar-benar mengimani Rasulullah Muhammad SAW, ia tidak akan terima dan rela jika Nabi Muhammad dilecehkan.

Biasanya, orang yang jatuh cinta punya perilaku aneh dan unik. Mereka sering menyebut-nyebut orang yang dicintainya di banyak tempat dan keadaan. Hatinya gelisah dan gundah gulana, serta bumi terasa akan runtuh jika nama kekasihnya tidak disebut.

Menyebut-nyebut nama Muhammad SAW adalah dengan berselawat kepadanya. Untuk itu, siapa saja yang mencintai Nabi Muhammad SAW, ia memperbanyak salawat agar kelak mendapatkan cinta nabi dan syafaatnya di hari kiamat.

Basahi bibir kita dengan selalu berzikir dan berselawat setiap waktu dan keadaan. Jangan biarkan waktu lewat sia-sia tanpa hal yang bermanfaat. Semoga dengan asbab itu, kita tergolong orang yang mencintai dan dicintai Nabi Muhammad SAW, serta dekat dengannya di hari kiamat kelak.

Rasulullah SAW adalah pribadi paripurna. Kepribadian beliau sarat dengan keteladanan bagi kita di semua aspek kehidupan. Dari bidang politik, ekonomi, pendidikan, hukum, rumah tangga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Jauh sebelum beliau diangkat Allah SWT sebagai utusan-Nya, kepribadiannya sungguh mulia dan agung, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya Surat Al-Qalam Ayat 4. “Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.

Ketika muda, Muhammad SAW adalah seorang pedagang yang terkenal jujur. Tak pernah ia melebihkan atau mengurangi timbangan pada pelanggannya. Wajar jika semua orang menghormati Muhammad SAW, baik kawan maupun lawannya. Karena kejujurannya itu, nabi mendapat gelar al-amin (orang yang jujur atau terpercaya).

Di hadapan keluarga, istri, dan anak-anaknya, Muhammad SAW adalah sosok ayah dan suami yang lembut dan santun, namun tegas. Ia menggauli istri dengan baik. Ia selalu mengedepankan kewajibannya lebih dulu ketimbang haknya. Pribadinya sangat hangat kepada anak-anak. Keluarga Rasulullah dikenal keluarga yang sangat harmonis.

Muhammad SAW adalah orang yang paling peduli kepada pengikutnya. Hatinya meringkih pedih dan merasakan kedukaan yang mendalam jika melihat ada rakyatnya menderita. Ia tak sudi bergelimang harta dan hidup dengan kemewahan, meski ia mampu melakoninya, sementara rakyatnya hidup dalam penderitaan. Betapa ia sangat menyayangi dan mencintai rakyatnya. Kepedulian dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada rakyatnya diabadikan dalam Al-Qur’an. “Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (Al-Taubah:128).

Sayid Quthb dalam kitabnya Fi Zilalil Quran mengungkapkan, betapa kuatnya kepedulian dan sensitivitas Rasulullah SAW terhadap problematika ummat. Selain itu, menunjukkan betapa kokohnya hubungan Rasulullah SAW sebagai pemimpin dengan rakyatnya. Rasulullah SAW adalah bagian dari jiwa mereka.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Siapkan Formasi Fresh Graduate Pindah ke IKN

Rabu, 24 Januari 2024 | 23:00 WIB

Truk Ambles di Drainase Proyek DAS

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:31 WIB

Pengedar Sabu Diciduk Polisi saat Terlelap di Kamar

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:30 WIB

Anies Prioritaskan Ketersediaan Lapangan Kerja

Rabu, 24 Januari 2024 | 11:27 WIB

Jepang vs Indonesia, Maju Tak Gentar...!!

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:23 WIB

ASTAGA..!! Ada 26 Motor Hilang di Depan BIGmall

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:16 WIB

Menantu Luhut Jadi Komisaris Utama Pindad

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:11 WIB

Babinsa Sungai Dama Antar Warga ke Rumah Sakit

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:09 WIB

18 Kecamatan di Kukar Kekurangan Pengawas TPS

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:08 WIB

Algaka Pelanggar di Kukar Mulai Ditertibkan

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB

Karena Pemilu, Kasus Korupsi KPU Mahulu Terhambat

Rabu, 24 Januari 2024 | 10:05 WIB
X