• Minggu, 21 Desember 2025

Siswi SD di Samarinda Diduga Dicabuli Teman Dekat Orang Tua Berulang Kali

Photo Author
- Kamis, 13 November 2025 | 10:15 WIB
ilustrasi pelecehan
ilustrasi pelecehan

SAMARINDA  – Kasus dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur kembali mengguncang Kota Samarinda. Korbannya adalah seorang siswi kelas VI SD yang kini disamarkan dengan nama Bunga (12). Ia diduga menjadi korban perbuatan cabul oleh pria dewasa berinisial D, yang ironisnya diketahui merupakan teman dekat dari orang tua korban.

Lebih memilukan, aksi bejat terakhir diduga terjadi pada Sabtu malam (8/11/2025) di kawasan Kecamatan Sambutan, bahkan dilakukan di depan adik korban yang saat itu turut diajak pelaku keluar rumah.

Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kaltim, Rina Zainun, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan korban, perbuatan tercela tersebut telah terjadi berulang kali sejak tahun 2024. Kasus ini baru terungkap setelah keluarga korban melapor ke TRC PPA untuk mendapat pendampingan hukum.

“Berdasarkan pengakuan korban, perbuatan pencabulan terakhir dilakukan pada 8 November lalu di kawasan Sambutan,” ujar Rina, Rabu (12/11/2025).

Tak Didengar Orang Tua, Korban Mengadu ke Tante

Rina menjelaskan, setelah kejadian, pelaku sempat mengancam Bunga agar tidak menceritakan perbuatannya kepada siapa pun. Bunga sempat mencoba menceritakan apa yang dialaminya kepada orang tuanya, namun ceritanya tidak direspons.

“Karena tidak didengar, akhirnya korban menceritakan semuanya kepada tantenya. Dari situ, keluarga kemudian menghubungi kami untuk pendampingan dan melapor ke polisi,” jelas Rina.

Laporan resmi telah disampaikan ke Polsek Samarinda Kota, dan proses hukum kini tengah berjalan. “Besok rencananya dilakukan visum sebagai bagian dari proses penyelidikan,” tambahnya.

TRC PPA Kaltim juga memastikan Bunga mendapatkan pendampingan psikologis guna memulihkan trauma yang mendalam akibat kejadian tersebut. “Kami fokus memastikan kondisi mental korban stabil dan semua proses hukum berjalan dengan aman bagi anak,” kata Rina.

Kasus ini menambah daftar panjang tindak kekerasan seksual terhadap anak. TRC PPA kembali mengimbau masyarakat, khususnya orang tua, agar lebih peka, mendengar, dan percaya ketika anak menceritakan sesuatu yang mencurigakan. “Lingkungan terdekat sering kali menjadi tempat anak mengalami kekerasan,” tutupnya. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X