PROKAL.CO, Duel maut antara satu lawan dua orang terjadi di area galangan kapal tepi Sungai Mahakam di bawah kaki bukit Gunung Lipan di Jalan Cipto Mangunkusumo, RT 40, Kelurahan Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir (LOJI), Kamis petang (19/12) pukul 17.00 WITA.
Perkelahian berdarah yang melibatkan bapak dan anak dengan tetangga itu mengakibatkan Aluh, tewas mengenaskan dengan luka robek di sekujur tubuh mulai dari kepala hingga pergelangan tangan kiri yang nyaris putus.
Baca Juga: Niat Perbaiki Baling-Baling, Kapten Kapal Dilaporkan Hilang di Perairan Desa Bukit Jering, Kukar
Aluh tewas di tangan IS serta putranya SAB. Selain itu istri Aluh, yang mencoba melerai perkelahian tak seimbang tersebut juga mengalami luka robek di tangan kanan akibat sabetan senjata tajam (sajam) jenis mandau yang dibawa salah seorang pelaku.
Peristiwa itu pun membuat gempar lingkungan sekitar. Pasalnya sejumlah pekerja galangan kapal yang saat itu bersiap hendak pulang, menyaksikan langsung perkelahian berdarah tersebut.
Baca Juga: Ternyata Ini Motif Cekcok Berujung Duel Maut Bapak-Anak Vs Tetangga
Salah seorang saksi yang juga pekerja di galangan kapal yakni VJ (36), menuturkan, Aluh adalah wakar di galangan kapal. "Kami baru selesai kerja. Mengerjakan pembuatan LCT. Dan saya mau istirahat di kantor tempat saya biasa tidur, tapi sebelum itu saya mencuci baju dan menjemur," ucap VJ.
Di saat sedang menjemur pakaian kerjanya itulah, VJ dan beberapa pekerja lainnya yang hendak pulang melihat Aluh dikeroyok IS dan SAB, yang memegang mandau serta celurit.
"Melihat itu saya langsung lari ke atas. Tidak lama istri Aluh juga lari ke atas dengan tangan terluka. Saya mau tolong antar ke puskesmas terdekat, tapi tidak ada kendaraan. Saya sempat kasih tahu penjaga karaoke di depan untuk lapor polisi," ujar VJ. Di tengah ketakutan VJ itu, mobil dampar dari Posko 9 Disdamkar Samarinda yang mendapat laporan perkelahian dari warga datang dan membawa istri Aluh ke RSUD IA Moeis.
Sedangkan setelah VJ pergi menjauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) tak ada yang selanjutnya terjadi pada Aluh, yang akhirnya ditemukan tewas bersimbah darah dengan tubuh tersangkut di pagar kantor yang berjarak sekira 30 meter dari rumahnya.
Diduga ketika perkelahian terjadi, Aluh yang berusaha menghindar berlari ke arah kantor. Hal itu diperkuat dengan ceceran darah di tanah. "Setelah ada polisi saya baru kembali turun. Saya dapat informasi IS menyerahkan diri ke polisi sedangkan anaknya (Alwi, Red) saya kurang tahu ke mana. Informasinya anaknya itu juga luka," jelas VJ.
VJ yang baru beberapa hari bekerja di galangan kapal itu mengaku tak tahu apa yang menjadi motif perkelahian. Selain itu dia pun tak pernah mendengar pertengkaran antara ketiga orang yang bertetangga itu.
"Sebelum kejadian baik-baik saja, karena kami bekerja seperti biasa. Rumah mereka itu persis di belakang kapal yang kami sedang kerjakan," tandasnya. Sementara itu, polisi yang tiba di TKP langsung melakukan penyelidikan. Dua sajam jenis mandau dan celurit yang diduga digunakan IS serta SAB menyerang Aluh turut diamankan.
Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda yang juga tiba di TKP sempat melakukan identifikasi terhadap jasad Alun, sebelum dibawa ke kamar jenazah rumah sakit nenggunakan ambulans PMI.