kriminal

Ini Dia Tampang Inisiator Perakitan Bom Molotov, Polisi Kejar 3 Orang Lainnya yang Terlibat

Minggu, 7 September 2025 | 13:00 WIB
Dua otak perakitan bom molotov di Kampus FKIP. (Tangkapan Layar)

 

SAMARINDA- Polisi akhirnya menghadirkan dua pesuruh perakitan bom molotov di Kampus FKIP Universitas Mulawarman (Unmul), yang turut menyeret empat calon guru yang berkuliah di program studi (Prodi) Sejarah, Jumat (5/9/2025).

Rilis perkembangan penyelidikan dan penyidikan ungkap 27 bom molotov yang dipersiakan untuk aksi demo pada Senin (1/9/2025) itu digelar malam hari di Aula Rupatama Polresta Samarinda.

Dua aktor yang mendalangi perakitan bom molotov itu tampak dihadirkan tanpa penutup kepala, yang salah satu tersangkanya diketahui adalah Niko Hendro (38), yang katanya seorang aktivis.

Baca Juga: Sembunyi di Samboja, Polresta Samarinda Tangkap 2 Dalang Pembuatan Bom Molotov untuk Demo

Niko, pria bertubuh tambun itu berjalan dengan mengenakan baju orange dan tangan kiri terborgol bersama tersangka lain berinisial AJM alias Lai (43), serta dengan pengawalan ketat personel kepolisian. Meski sorot kamera mengarah ke wajahnya, Niko yang merupakan warga Kelurahan Air Hitam, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda itu jarang sekali menunduk. Bahkan ia sesekali terlihat melemparkan senyum, seolah tak takut dengan ancaman hukum yang telah menantinya.

Niko diketahui aktif dalam kegiatan kemahasiswaan ketika ia berkuliah sejak 2005 hingga 2012, Niko juga diketahui merupakan sosok yang menolak kedatangan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Kota Samarinda pada 2010. Selain itu ia juga merupakan koordinator kotak kosong dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Samarinda pada tahun 2024.

Tapi dalam aksinya kali ini Niko sepertinya “kepuhunan”. Jatanras Satreskrim Polresta Samarinda, dibantu Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kaltim berhasil membekuknya di kebun kilometer 47 di Kelurahan Bukit Merdeka, Kecamatan Boja, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar membeberkan, Niko yang merupakan alumnus Fisipol Unmul adalah inisiator atau otak dari serangkaian perakitan bom molotov di kampus FKIP Unmul, yang selanjutnya akan digunakan di tegah aksi unjuk rasa damai di depan gedung DPRD Kaltim pada 1 Sepetember lalu.

“Jumat (29/8/2025) saudara Niko dengan beberapa rekannya yang kami sebut untuk saat ini adalah mister X, Y, dan Z melakukan pertemuan di sebuah warung kopi di Jalan M Yamin, Samarinda. Pertemuan itu membahas rencana aksi demonstrasi di DPRD Kaltim,” beber Hendri.

Saat pembahasan itu Niko menyampaikan ide gilanya membuat aksi damai berakhir anarkis dengan menyerang petugas kemananan dan membakar gedung DPRD Kaltim menggunakan bom molotov. “Gagasan saudara Niko itu disetujui oleh rekan-rekannya dengan mister Z sebagai penyandang dana. Dua hari berselang (Minggu, 31 Agustus 2025), saudara Niko bersama mister Z membeli berbagai bahan seperti botol kaca, kain perca, jeriken, dan pertalite,” bongkar Hendri.

Setelah seluruh bahan yang dibeli seharga Rp480 ribu itu terkumpul, selanjutnya Niko dan Mr. Z membawa serta menyimpannya di warung kopi milik Mr. X. “Setelah sempat disimpan seluruh bahan membuat bom molotov itu kemudian dibawa ke sekretariat mahasiswa Pendidikan Sejarah (FKIP Unmul) di Jalan Banggeris. Selanjutnya di situlah perakitan bom molotov dilakukan oleh empat mahasiswa yang sudah kami jadikan tersangka sebelumnya,” papar Hendri.

Dalam penangkapan Niko berserta Lai, yang merupakan alumnus Fakultas Tekhnik angkatan 2001 Universitas Sumatera Utara (USU) di Medan. Polisi turut mengamankan beberapa lembar selebaran orasi, stiker, kliping koran, serta buku-buku terkait gerakan mahasiswa, dan faham tertentu.

“Saat ini sedang diselidiki indikasi adanya jaringan lebih luas dengan keterkaitan kejadian di luar Kalimantan. Karena itu pemeriksaan juga melibatkan Bareskrim Polri,” ujar Hendri. 

Halaman:

Terkini