berau

Mantap, Kakao Asal Berau Dapat Pengakuan Internasional

Faroq Zamzami
Minggu, 16 Maret 2025 | 09:54 WIB
KELOLA HUTAN: Sri Juniarsi (empat kiri) dalam acara Thought Leaders Forum yang diselenggarakan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) di Jakarta, Rabu, 12 Maret 2025. (YKAN UNTUK BERAU POST)

Salah seorang petani kakao dari Kampung Merasa, Irmaya Banaweng, menyebut sebagai sentra perkebunan kakao, usaha perkebunan kakao sudah ada sejak tahun 1980-an di kampungnya.

Namun semakin berkembang saat mendapat pendampingan dari pemerintah dan juga YKAN.

YKAN telah membuat kegiatan Pelatihan Internal Controlling System (ICS) Kakao.

ICS memberikan banyak informasi kepada warga mengenai jenis dan kualitas kakao di pasar.

Mulai dari yang termurah biji kakao basah, kemudian biji kakao kering asalan, dan yang termahal dan paling banyak dicari yaitu biji kakao fermentasi.

Pelatihan juga berkembang hingga ke pengolahan biji kakao fermentasi menjadi berbagai produk makanan dan minuman yang dikerjakan oleh kelompok perempuan di Kampung Merasa.

"Sementara para petani dibantu menyusun standar budidaya untukmeningkatkan kualitas kakao sehingga bisa menembus pasar premium," terangnya.

Baca Juga: Berau Expo 2025 Bakal Tetap Digelar, tapi Dananya Kemungkinan Dikurangi  

Co-Founder Pipiltin Cocoa, Irvan Helmi, menuturkan upaya peningkatan mutu kakao, membuahkan hasil dengan adanya pengakuan publik terhadap kakao Merasa.

Ini salah satu dari delapan kakao fermentasi berkarakter unik, otentik, dan spesifik dalam seleksi nasional menuju Cocoa of Excellence di Paris, Perancis, pada tahun 2021.

Dua tahun kemudian diluncurkan Single Origin Cokelat Kampung Merasa 74 persen bersama Pipiltin Cocoa, artisan cokelat premium di Indonesia.

Selain itu, olahan produk turunan kakao fermentasi buatan petani juga dipasok ke kedai di ibu kota kabupaten dan dipasarkan kepada para tamu yang berwisata ke kampung.

Baca Juga: Tiket Selama Musim Mudik Lebih Murah, Rute Berau-Jakarta dan Berau-Surabaya Jadi Tak Sampai Rp 2 Juta  

“Harga kakao sedang mencapai rekor tertinggi. Ini bisa menjadi momentum yang baik untuk terus meningkatkan kualitas kakao di Berau, agar petani juga semakin sejahtera,” paparnya.

Direktur Eksekutif YKAN, Herlina Hartanto menyampaikan, Kampung Merasa di Kabupaten Berau merupakan contoh konkret bagaimana pelestarian alam bisa sejalan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Halaman:

Tags

Terkini