• Minggu, 21 Desember 2025

Potret Kesehatan Berau 2025: Keluhan Kesehatan Tinggi, Cakupan Jaminan Belum Merata

Photo Author
- Kamis, 18 Desember 2025 | 09:45 WIB
PASIEN. Angka keluhan sakit atau pasien layanan kesehatan di Berau masih tergolong tinggi. BPS Berau mencatat masih ada sekitar seperempat dari total populasi Kabupaten Berau yang belum terjamin BPJS
PASIEN. Angka keluhan sakit atau pasien layanan kesehatan di Berau masih tergolong tinggi. BPS Berau mencatat masih ada sekitar seperempat dari total populasi Kabupaten Berau yang belum terjamin BPJS

 

TANJUNG REDEB – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau merilis laporan terbaru bertajuk Statistik Kesejahteraan Rakyat 2025. Data tersebut menyingkap tantangan besar bagi Bumi Batiwakkal, di mana mayoritas penduduk masih rentan terhadap gangguan kesehatan sementara perlindungan jaminan kesehatan belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), sebanyak 59,88 persen penduduk Berau mengaku merasakan keluhan kesehatan dalam satu bulan terakhir. Dari jumlah tersebut, sebagian besar telah menjalani rawat jalan untuk mengatasi gangguan yang dialami.

Kepala BPS Berau, Yudi Wahyudin, menyoroti adanya perbedaan kerentanan berdasarkan gender. Dimana perempuan mencapai angka sakit 11,30%. Laki-laki dengan angka sakit tercatat sebesar 9,73%.

"Perbedaan ini bisa dipengaruhi faktor biologis, pola aktivitas, hingga kecenderungan perempuan yang lebih proaktif memeriksakan diri saat merasa tidak sehat," jelas Yudi.

Salah satu poin krusial dalam laporan ini adalah cakupan jaminan kesehatan yang baru menyentuh 68,33 persen dari total populasi. Artinya, masih ada sekitar 31,67 persen warga yang belum memiliki perlindungan kesehatan (BPJS maupun program daerah).

Ketimpangan ini terlihat jelas pada sebaran kelompok ekonomi atas 84,33% dan Kelompok Ekonomi Rendah sebesar 60,11%. Kondisi ini menunjukkan bahwa warga dengan keterbatasan finansial justru menjadi kelompok yang paling tidak terlindungi saat menghadapi risiko penyakit.

Selain fasilitas kesehatan, perilaku hidup sehat masyarakat juga menjadi perhatian. BPS mencatat bahwa 29,24 persen penduduk usia 15 tahun ke atas adalah perokok aktif. Menariknya, angka perokok tertinggi justru ditemukan pada kelompok masyarakat dengan pengeluaran menengah.

Melihat data tersebut, BPS menekankan pentingnya intervensi nyata dari Pemerintah Kabupaten Berau, di antaranya penguatan layanan untuk memperluas cakupan jaminan kesehatan, terutama bagi kelompok ekonomi rendah. Lalu edukasi masif dimana sosialisasi bahaya rokok dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kemudian aksesibilitas untuk memastikan fasilitas kesehatan dapat menjangkau warga yang sering mengeluhkan gangguan kesehatan sehari-hari. “Kondisi kesehatan masyarakat Berau masih menghadapi tantangan yang memerlukan penguatan layanan serta edukasi secara berkelanjutan,” pungkas Yudi. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

X